Kadang suami terlalu cepat ejakulasi, sehingga istri tidak sempat mengejar orgasme. Sedemikian cepatnya, sehingga baru 2 - 3 dorong saja, bahkan ada yang baru menyentuh "pintu" vagina, cairan sperma sudah keluar.
Kadang suami bisa menahan ejakulasi sampai 10 dorong, lalu memberi tanda bahwa dia sudah dekat ejakulasi. Sehingga istri berusaha mempercepat goyangannya untuk mengejar orgasme.
Jika suami tidak tahan, sehingga menyemprot sebelum istri mencapai orgasme, istri tentu akan kecewa. "Masa beberapa detik saja tidak bisa ditahan?" semprotnya penuh kemarahan.
Kadang istri menganggap suami tidak mengerti kebutuhan pasangannya. Ujung-ujungnya istri bisa jadi akan uring-uringan, atau marah-marah tanpa sebab.
Lain kali, jika suami mengajak berhubungan seks lagi, si istri mungkin akan menolak dengan halus maupun kasar, dengan mengedepankan berbagai alasan. Perasaannya sudah pesimis. Untuk apa berhubungan intim kalau hanya bikin pusing kepala?
Sebaliknya, ada juga istri yang terlalu lama mencapai orgasme. Suami sudah ereksi dengan keras dan bisa mengontrol ejakulasi sampai lama sekali, namun istri belum bisa orgasme juga.
(Baca juga: Samantha, Boneka Seks yang Tak Hanya Bisa Keluarkan Lenguhan, Tapi Juga Bisa Orgasme)
Karena suami sudah terlalu lelah dan ereksi sudah susah dipertahankan karena tenaga sudah habis, akhirnya terpaksa suami menyemprotkan cairan spermanya.
Namun setelah sperma disemprotkan, istri ternyata belum bisa orgasme juga. Kalau keadaan tersebut terjadi berulang-ulang, suami tentu merasa tidak puas. Sementara si istri sendiri merasa bingung mengapa hal itu bisa terjadi.
Dia tahu suaminya sudah bekerja keras, namun kok orgasme tidak kunjung tiba.
Ini akan menimbulkan kekecewaan berulang-ulang, sehingga membuat istri stres berkepanjangan. Akibatnya, terjadilah macam-macam hal yang bisa membahayakan keutuhan rumah tangga.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR