Ada Kisah Asmara Hubungan Sesama Jenis Dari Kasus Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga Boyolali, Kenal Lewat MiChat

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Ada hubungan asmara sesaja jenis di balik kasus pembunuhan bos kerajinan tembaga di Boyaolali, Jawa Tengah.
Ada hubungan asmara sesaja jenis di balik kasus pembunuhan bos kerajinan tembaga di Boyaolali, Jawa Tengah.

Intisari-Online.com -Salah satu hal yang mencuri perhatian di balik kasus pembunuhan bos kerajinan tembaga di Boyolali, Jawa Tengah, adalah adanya hubungan asmara di balik peristiwa tersebut.

BH (36), korban, disebut pernah dua kali berhubungan badan dengan I (27), pelaku asal Sragen, Jawa Tengah.

Keduanya disebut kenalan lewat aplikasi MiChat.

BH ditemukan tewas di dalam rumahnya diKampung Kebonso, Kelurahan Pulisen, Boyolali, Jawa Tengah pada Jumat (3/5) malam.

BH adalah bos kerajinan tembaga di kota itu.

Mayatnyapertama kali diiketahui saat teman korban datang karena korban tak bisa dihubungi selama beberapa hari.

Ketika ditemukan, kondisi rumah BH tertutup rapat.

Tapidari balik kaca jendela, saksi melihat ada bercak darah serta sosok orang yang terbujur.

Saksi kemudian melapor ke polisi.

Kurang dari 24 jam, polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan BH yakni I (27) di kawasan Terminal Tirtonadi Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (4/5) malam.

I adalah warga Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Berawal dari hubungan sesama jenis

Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, pelaku dan korban berkenalan melalui aplikasi MiChat.

Perkenalan mereka sudah berlangsung sejak lama.

"Jadi ketemunya lewat MiChat. Jadi korban itu lewat MiChat kemudian kenal (pelaku). Setelah kenal terus dia suruh datang ke rumah kemudian berhubungan badan sesama jenis," kata Ahmad Luthfi dalam konferensi pers di Mapolres Boyolali, Selasa (7/5).

"Awalnya (berkenalan) Januari 2024. Jadi lama. Jadi yang bersangkutan itu sudah berlangganan lama."

Pelaku melakukan hubungan seksual dengan korban tidak hanya sekali dan selalu dilakukan di rumah korban.

"Untuk berhubungan badan sesama jenis selalu dilakukan di rumah korban," jelas dia.

Setiap kali melakukan hubungan seksual, pelaku mendapat uang dari korban sebesar Rp200.000.

Namun pada Rabu (1/5), I menaikkan tarifnya menjadi Rp500.000 sekali kencan.

Malam itu, korban dihubungi oleh pelaku dan diminta menginap di rumahnya.

Pelaku pun minta dijemput oleh korban dan mereka tiba sekitar pukul 20.45 WIB.

"Tiga kali dia melakukan hubungan badan dengan upah sekitar Rp 200.000. Untuk yang ketiga kalinya minta Rp 500.000," kata dia.

Namun permintaan itu tak dituruti oleh korban. Pelaku yang marah kemudian melukai korban dengan celurit sebanyak lima kali dan juga dipukul palu sebanyak 10 kali.

Belakangan terungkap, pelaku sudah menyiapkan celurit sebelum mendatangi rumah korban dan disembunyikan di belakang bak plastik tampungan air.

"Tersangka menyiapkan sebilah celurit karena ditarik Rp 500.000 dia (korban) tidak mau, dia dibunuh. Dibunuh dengan cara dibacok sebanyak lima kali. Kemudian korban belum meninggal ada palu di sana dipukulkan di kepalanya (korban) 10 kali baru meninggal," jelas Ahmad Luthfi.

Setelah membunuh korba, pelaku mengambil mengambil sepeda motor Honda PCX, satu buah Iphone 12 Pro, satu buah jam tangan, uang tunai Rp 200.000 dan lainnya.

"Ini adalah pembunuhan berencana yang sangat keji sekali yang hal ini sangat menonjol bagi kami untuk kita ungkap," jelasnya.

Pelaku dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 340 subsider Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 365 ayat (3) KUHP dengan ancaman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 20 tahun.

Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News

Artikel Terkait