Catatan sejarah menyatakan bahwa Putri Jieyou memiliki seorang putra dengan Raja Nimi bernama Chimi, namun sejarawan menyatakan bahwa pernyataan itu salah, bagaimana mungkin karena Putri Jieyou berusia 57 tahun ketika dia menikahi Raja Nimi.
Pernikahan Putri Jieyou dengan Raja Nimi sangat tidak bahagia, apalagi Raja Nimi sangat brutal, bahkan ini membuat Putri Jieyou mencoba membunuhnya dalam sebuah perjamuan, namun Raja Nimi berhasil lolos.
Tak lama setelah itu, Raja Nimi dibunuh oleh Wujiutu, putra Wengguimi dari istrinya Xiongnu.
Wujiutu kemudian menjadi Raja Wusun, namun Feng Liao membujuknya untuk membagi wilayah Wusun.
Putra dari Putri Jieyou, Yanguimi, menjadi Raja Besar, sementara Wujiutu menjadi Raja Kecil.
Raja Wujiutu meninggal karena sakit pada tahun 51 SM.
Pada tahun 51 SM, Putri Jieyou bertanya kepada kaisar Han apakah dia bisa kembali ke China, saat itu usianya 70 tahun.
Putri Jieyou rindu kampung halaman dan ingin mati di tanah kelahirannya, dan Kaisar menyetujuinya.
Putri Jieyou kembali ke China sebagai putri kekaisaran, membawa serta tiga cucunya, kemudian meninggal pada tahun 49 SM, namun warisan Putri Jieyou tetap hidup.
Keturunannya memerintah wilayah barat dan memelihara hubungan baik dengan Han Cina.
Putra kedua Putri Jieyou, Wannian, menjadi raja negara bagian Suoju, sayangnya dia ternyata raja yang jahat dan dibunuh pada tahun 65 SM.
Putri sulung Putri Jieyou, Desi, menikah dengan Raja Kucha (Qiuzi modern).
Ketika putra mereka, Chengde, naik takhta, dia percaya dirinya adalah cucu dari dinasti Han, lalu menjalin hubungan dekat dengan Han China antara 32 hingga 1 SM.
Demikianlah, Putri Jieyou berhasil di mana pendahulunya Putri Xijun tidak.
Melalui Putri Jieyou, impian Kaisar Wu untuk membina hubungan positif antara Han China dan Wusun pun terwujud.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR