Advertorial
Intisari-Online.com – Dilihat sekilas, kebangkitan Wei Zifu dari penari menjadi Permaisuri bak kisah dalam dongeng Cinderella.
Tahun-tahun berikutnya Wei Zifu kisah hidupnya seperti dalam kisah tragedi Shakespeare.
Permaisuri Wei Zifu adalah permaisuri China terlama kedua dalam sejarah, memerintah selama 38 tahun.
Terlepas dari pencapaiannya, dia akhirnya tidak disukai oleh Kaisar.
Wei Zifu lahir sekitar tahun 148 SM, seorang wanita yang berasal dari kehidupan sederhana.
Ayahnya meninggal ketika dia masih kecil, ibunya adalah seorang pelayan Putri Pingyang, kakak perempuan Kaisar Wu.
Wei Zifu belajar menyanyi, bermain musik, melukis, bermain catur, dan menulis kaligrafi, membuat dia ulung dalam bidang seni.
Pada bulan Maret 139 SM, Kaisar Wu bertemu dengan Wei Zifu, ketika mampir ke rumah Putri Piyangyang setelah pergi ke pinggiran utara Chang’an untuk memberikan persembahan kepada leluhur setempat.
Putri Pingyang mengadakan pesta untuk saudara laki-lakinya itu dan memberinya gadis-gadis cantik yang bernyanyi dan menari untuknya, salah satu dari gadis itu adalah Wei Zifu.
Setelah melihat Wei Zifu, kaisar menjadi tertarik padanya.
Untuk menyenangkan kakaknya, Putri Pingyang mengirim Wei Zifu ke istana atas permintaan kaisar, dan Wei Zifu menjadi selir Kaisar.
Kecantikan Wei Zifu rupanya membuat cemburu Permaisuri Chen, sehingga pernikahan kaisar dan permaisuri Chen pun menjadi tegang.
Kaisar Wu sangat mencintai Permaisuri Chen, tetapi karena dia tidak memberikan seorang putra, perhatiannya beralih ke Wei Zifu.
Tetapi, Kaisar Wu pun menyadari kecemburuan Permaisurinya, sementara dia tidak ingin merusak pernikahan mereka.
Maka, dia menyingkirkan Wei Zifu dan mencoba menebus kesalahan dengan istrinya.
Sementara, istrinya terus menghabiskan banyak uang untuk obat-obatan dengan harapan bisa melahirkan ahli waris laki-laki.
Dan Wei Zifu menghabiskan waktu berjam-jam dalam kesepian di istana.
Wei Zifu hendak meninggalkan istana dan kembali ke rumah Putri Pingyang ketika dia diundang ke audiensi dengan kaisar.
Kaisar Wu sangat tersentuh oleh air mata Wei Zifu sehingga cintanya pada wanita itu menyala kembali dan dia meyakinkan Wei Zifu untuk tetap tinggal di istana.
Tentu saja ini memicu kembali kecemburuan Permaisuri Chen yang berencana untuk menyingkirkannya.
Sayangnya rencana ratu ketahuan, tetapi kali ini dia berencana membunuh seluruh keluarga Wei Zifu.
Tetapi tingkah laku Permaisuri Chen itu membuat Kaisar Wu jijik, sehingga dia mempromosikan Wei Zifu ke selir peringkat tertinggi di haremnya.
Dia menjadi Lady Wei dan melahirkan tiga anak perempuan.
Permaisuri Chen, yang tidak suka melihat Wei Zifu dicintai oleh suaminya, kemudian menggunakan ilmu sihir.
Pada 130 SM, Chen digulingkan atas tuduhan bahwa dia memerintahkan seorang penyihir untuk mengutuk Wei Zifu.
Dekrit yang dikeluarkan menyatakan bahwa Permaisuri Chen telah ‘melanggar hukum dengna melakukan sihir dengan para penyihir dan tidak layak menjadi Permaisuri’.
Nyawa Permaisuri Chen terselamatkan, tetapi dia harus melepaskan gelar kekaisarannya dan dikirim untuk tinggal di Istana Changmen, tempatnya menjalani sisa hari-hari kesepiannya.
Setahun setelah Permaisuri Chen digulingkan, Lady Wei melahirkan seorang putra bernama Liu Ju, yang membuat Kaisar Wu kemudian menjadikan Wei Zifu permaisurinya pada tahun 128 SM, saat wanita itu berusia dua puluh delapan tahun.
Sebagai permaisuri, Wei Zifu mempromosikan anggota keluarganya ke status tinggi, seperti kakaknya, Wei Qing, dan keponakannya, Huo Qubing, menjadi dua jenderal paling terkenal di dinasti Han.
Anak tiri saudara perempuannya diangkat pada posisi paling kuat di pemerintahan sebagai Marshal.
Hingga promosi yang diberikan Kaisar kepada klan Wei menjadi lagu populer, “Jangan senang melahirkan anak laki-laki, jangan kecewa dengan anak perempuan, tidak bisakah kamu melihat Wei Zifu menjadi tuan!”
Setelah beberapa dekade berlalu, kecantikan Permaisuri Wei Zifu mulai memudar, hingga kehilangan perhatian Kaisar, yang mengalihkan perhatiannya pada selir-selirnya yang lain.
Kaisar Wu senditi tidak menyangka putranya Liu Ju akan menjadi kaisar yang baik karena sifatnya yang lembut.
Permaisuri Wei Zifu dan Liu Ju menjadi tidak aman pada posisi mereka, namun Kaisar meyakinkan mereka tentang posisi mereka.
Kaisar mempercayakan urusan negara kepada putranya dan urusan istananya kepada Permaisuri Wei Zifu.
Sayangnya, terlepas dari statusnya yang tinggi, Wei Zifu menjadi korban intrik istana, melansir History of Royal Women.
Seorang pejabat bernama Jiang Chong berselisih dengan Permaisuri Wei Zifu dan Putra Mahkota Liu Ju.
Tahun 91 SM Jiang Chong melibatkan putri-putri permaisuri Wei Zifu dan membunuh mereka, lalu menuduh Permaisuri Wei Zifu dan Putra Mahkota Liu melakukan sihir.
Putra Mahkota Liu berencana untuk menangkap Jiang Chong dan mengeksekusinya.
Tetapi Kaisar Wu salah dilaporkan dari utusan Jiang Chong bahwa Putra Mahkota Liu berencana untuk membunuhnya dan merencanakan pemberontakan, yang membuat Kaisar Wu mengirim tentaranya untuk menumpas.
Pangeran kalah dalam pemberontakan dan gantung diri, sementara istri, selir, putra, dan putrinya dieksekusi, hanya cicitnya yang selamat karena masih bayyi.
Permaisuri Wei Zifu digulingkan, dilucuti segel kekaisarannya, kemudian dia bunuh diri.
Setelah malapetaka ini, Kaisar Wu dan para menterinya bingung dengan apa yang harus dilakukan, namun ini membuat Kaisar Wu yang tidak memaafkan putra dan istrinya secara terbuka, menyelidiki masalah ini secara pribadi.
Ketika dia mengetahui kebenarannya, Kaisar membunuh Jiang Chong dan seluruh keluarganya.
Kaisar menyesali kematian putranya dan membangun istana untuk memperingatinya.
Pada tahun 74 SM Cicit Permaisuri Wei Zifu menjadi Kaisar,yang secara resmi membersihkan namanya, membangun kembali makamnya, dan memberi Wei Zifu gelar Permaisuri yang Bijaksana, pengakuan yang layak diterimanya, namun setelah kematiannya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari