Penulis
Intisari-Online.com – Ketika tahun 316 SM, Xun Guan, berusia 13 tahun.
Dan ayahnya, Xun Song, yang adalah panglima tertinggi provinsi Jingzhou, China, menemukan diri mereka terkepung di kota Yuan tempat ayahnya ditempatkan.
Kota itu dikepung oleh pasukan pemberontak sebanyak 2.000 pasukan di bawah komando Du Zeng, musuh yang dikenal kecakapan bela dirinya.
Du Zeng pura-pura menyerah dan tunduk pada Xun Song setelah serangkaian kemenangan militer atas pejabat lokal.
Xun Song berhadap dia akan menjadi sekutu yang kuat, tetapi ternyata sekarang mendapati dirinya dikepung oleh pasukan pengkhianat, kehabisan makanan, dan menghadapi kelaparan.
Kekuatan musuh tampaknya tidak dapat ditembus, dan kemungkinan untuk menyampaikan pesan kepada tetangga tentang serangan itu pun tidak ada.
Akhirnya, Xun Song meminta sukarelawan untuk mencoba menerobos pengepungan dan menyampaikan pesan kepada sekutu terdekat.
Namun, tidak ada yang langsung mengajukan diri, maka Xun Song menimbang untuk menyelesaikan misinya sendiri.
Xun Guan kemudian mengajukan dirinya sebelum keputusan itu dibuat.
Xuan Guan, tidak seperti gadis-gadis lain pada waktu itu, memiliki keterampilan memahan, menunggang kuda, dan seni bela diri.
Namun, ayahnya tidak yakin sampai Xun Guan mengusulkan untuk memimpin sekelompok tentara elit untuk menerobos garis musuh pada malam hari, karena dia telah mengamati bahwa pertahanan musuh mengendur setelah pertempuran berhari-hari.
Rencana tersebut membuat sang ayah terkesar, maka dia mengirim anaknya keluar dengan sekelompok tentara unggulan.
Meski beberapa sumber mengatakan jumlah tentara yang dipimpinnya berbeda-beda, namun pada malam hari, Xun Guan dan sekelompok pria pemberani di bawah komandonya memanjat tembok Yuan dan melarikan diri melalui garis musuh yang mengejar mereka.
Xun Guan bertempur dalam pertempuran itu sambil berlari ke Pegunungan Luyang, di mana dia berhasil melahiran diri sendiri dan menyampaikan pesannya kepada Shi Lan, seorang Jenderal yang sibuk Menenangkan Selatan selama perang saudara.
Menjumpai Shi Lan, Xun Guan memohon padanya sebuah pasukan untuk membebaskan ayahnya.
Shi Lan menyarankan agar Xun Guan menghubungi Zhou Fang yang kemudian mengirim putranya dengan 3.000 pasukan, ditemani oleh Shi Lan, untuk menyelamatkan Xun Song.
Du Zeng mengetahui kedatangan mereka, dan pasukannya dibubarkan saat bala bantuan tiba.
Menurut laporan, Shi Lan mengatakan kepada Xun Song, “Aku iri padamu! Xiangyang tidak lagi dikepung dan orang-orang diselamatkan. Hormat dan terima kasih kepada Xun Guan muda!”
Peristiwa ini terjadi pada tahun terakhir dinasti Xi Jin, sebelum runtuh, dan dinasti Dong Jin terbentuk.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari