Advertorial
Intisri-Online.com - Legenda pejuang wanita ini telah ada setidaknya sejak abad ke-6 dan popularitasnya hampir tidak berkurang saat ini.
Tapi apakah Hua Mulan orang yang nyata atau dia hanya seorang tokoh inspiratif China kuno?
Legenda abadi Hua Mulan telah bertahan ribuan tahun melalui pengulangan puisi, lagu, drama, dan film yang tak terhitung jumlahnya.
Sementara banyak orang saat ini mungkin paling mengetahui ceritanya dari film populer Disney, transkripsi pertama kisahnya yang diketahui berasal dari lagu rakyat "Balada Mulan".
Balada tersebut menceritakan kisah asli Mulan yang menyamar sebagai seorang pria untuk melindungi ayahnya agar tidak ikut berperang.
Sebagai seorang prajurit, Hua Mulan bertempur selama 12 tahun.
Dia menjadi seorang prajurit tentara Tiongkok yang terampil dan terhormat.
Tetapi ketika kaisar mencoba untuk memberikan penghormatan kepadanya atas jasanya, putri yang berbakti itu pensiun dan kembali ke rumah untuk keluarganya.
Awalnya ditulis pada abad ke-6 di Catatan Musik Lama dan Baru dan kemudian direproduksi selama abad ke-11 atau ke-12 di Koleksi Biro Musik oleh Guo Maoqian, kisah Mulan akan diperkenalkan ke khalayak yang jauh lebih besar.
Legenda Mulan dan dedikasinya terhadap keluarga dan negara tertanam dalam dalam cerita rakyat Tiongkok.
Dikombinasikan dengan fakta bahwa dongeng tersebut telah ada sejak lama, para sejarawan telah bekerja untuk menentukan apakah Hua Mulan adalah orang sungguhan atau hanya sosok mitos Tiongkok.
Sejauh ini, tidak ada bukti sejarah yang menunjukkan bahwa Mulan benar-benar ada dan akar ceritanya dalam tradisi lisan.
Ini membuat semakin sulit untuk memastikan apakah dia benar-benar ada.
Namun, kemungkinan itu tidak bisa sepenuhnya diabaikan.
Prajurit wanita dan wanita elit yang mengomandoi senjata militer memang memainkan peran dalam sejarah Tiongkok kuno.
Selama periode Negara-negara Berperang Tiongkok dari 475 SM hingga 211 SM, Sunzi, Kepala Komandan Militer Duke Wu, melatih 180 wanita pengadilan untuk menegaskan pengaruh militer dan politik di negara-negara bagian sekitarnya.
Memang, buku tentang wanita kuat - fiksi dan nyata - berlimpah di Tiongkok, terutama selama Dinasti Qing Tinggi.
Pengakuan atas sosok perempuan yang kuat - dari penyair dan seniman hingga pejuang dan pemimpin - dalam sejarah dan cerita rakyat Tiongkok menandakan kemampuan perempuan untuk berkontribusi di luar peran domestik tradisional.
Namun, fakta bahwa Hua Mulan tidak termasuk dalam literatur yang berfokus pada tokoh wanita bersejarah, mungkin menjadi indikator kuat lain bahwa pahlawan Mulan tidak pernah ada di kehidupan nyata.
(*)