Penulis
Intisari-Online.com – Kisah putri legendaris, yang dididik di Prancis dan terpapar budaya Barat ini menjabat sebagai dayang dan juru bahasa Janda Permaisuri Cixi.
Janda Permaisuri Cixi, wanita yang memerintah China selama akhir Dinasti Qing, memiliki dayang favorit, yaitu Putri Der Ling, yang bepergian ke seluruh dunia dan mengenal budaya Barat.
Dia memberi pengaruh besar pada permaisuri China itu.
Lahir pada 8 Juni 1885, Der Ling berasal dari keluarga bangsawan bergengsi di Wuhan, provinsi Hubei.
Ayahnya adalah seorang bangsawan dan diplomat China yang ditempatkan di Jepang dan Prancis.
Pada masa Dinasti Qing (1644-1911), perempuan jarang mengenyam pendidikan, apalagi mengenal budaya Barat.
Namun, berkat ayahnya, Der Ling dapat mengenyam pendidikan Barat dan fasih berbahasa Prancis dan Inggris.
Dia bahkan belajar menari di Paris dengan penari terkenal Amerika, Angela Isadora Duncan.
Bergairah pada fashion, Der Ling sering terlihat tampil dalam gaun Barat, melansir SCMP.
Dia juga mengenakan gaun istana tradisional China, dan berpidato di depan umum dalam bahasa Inggris yang fasih.
Ketika dia kembali ke China sekitar tahun 1902, dia ditunjuk sebagai first lady-in-waiting Cixi dan menafsirkannya sebagai Permaisuri ketika dia menerima pengunjung asing.
Dia juga menjadi guru bahasa Inggris Kaisar Guangxu muda, maka Cixi menghargai persahabatannya dan memberinya status Putri.
Permaisuri Cixi mencoba menikahkan Der Ling dengan salah satu putra Ronlu, yang adalah jenderal kepercayaan Cixi, tetapi perjanjian itu tidak berhasil.
Der Ling tinggal bersama Cixi sampai Maret 1905 ketika ayahnya jatuh sakit dan seluruh keluarganya pindah ke Shanghai.
Dua tahun kemudian, Der Ling menikah dengan seorang Amerika bernama Thaddeus C. White dan pindah ke Amerika pada tahun 1915 setelah dinasti Qing berakhir.
Dia mengajar kelas bahasa Mandari di University of California, Berkeley, kemudian Der Ling dibaptis oleh Paus Leo XII.
Sebagai salah satu wanita pertama yang menceritakan pengalamannya di istana kerajaan China, Der Ling menulis sebuah memoar dalam bahasa Inggris berjudul Two Years in the Forbidden City, yang diterbitkan pada tahun 1911, dan menjadi buku populer di Barat.
Dia kemudian melanjutkan menulis tujuhbuku lagi yang melihat kehidupan yang begitu dekat dengan Cixi.
Buku-buku intim menggambarkan sisi baik dan lembut dari "Nyonya Naga", berbeda dari catatan yang dibuat oleh orang asing.
Der Ling juga memberi seluruh dunia pandangan sekilas tentang kehidupan istana kerajaan Tiongkok yang mewah dan awal dari kemerosotannya.
Der Ling meninggal pada tahun 1944, pada usia 59, dalam kecelakaan mobil di California.
Pahlawan wanita terus memukau para kritikus dan akademisi.
Pada tahun 2008, Grant Hayter-Menzies menerbitkan sebuah buku yang mencatat kehidupan Der Ling, berjudul Imperial Masquerade: The Legend of Princess Der Ling.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari