Find Us On Social Media :

‘Wanita yang Paling Baik di Antara Wanita’, Inilah Longyu, Permaisuri Kaisar Guangxu yang Hidup di Kota Terlarang, Ibu Angkat Kaisar Terakhir China Puyi, Pembuka Jalan Berdirinya Republik China

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 1 Maret 2022 | 14:45 WIB

Permaisuri Longyu dan kaisar China terakhir, Puyi.

Intisari-Online.com – Yehenara, Permaisuri Xiao Ding Jing (1868-1913), atau lebih dikenal sebagai Permaisuri Long Yu.

Xiao Ding Jing adalah Permaisuri Dinasti Qing dari Kaisar Guangxu di China, yang berasal dari klan Manchu Yehenara dan juga sepupu Kaisar Guangxu, yang memerintah dari tahun 1875-1908.

Xiao Ding Jing juga adalah keponakan dari Permaisuri Cixi.

Secara de facto, Xiao Ding Jing adalah bupatio China sejak kematian suaminya pada tahun 1908, ketika putra angkatnya, Puyi (1906-1967), yang dikenal sebagai Kaisar Terakhir china, menjadi kaisar, hingga jabatan kaisar secara resmi dihapuskan pada tahun 1911.

Namun, keluarga kekaisaran itu terus menikmati gelar mereka, dan tinggal di Kota Terlarang dan menjalankan seolah-olah mereka masih memegang kekuasaan.

Xiao Ding Jing atau Permaisuri Longyu meninggal pada usia 46 tahun.

Long Yu melakukan apa yang dia bisa untuk melestarikan dan melindungi warisan kekaisaran China di masa perubahan besar, ketika cita-cita demokrasi dan republik berakar.

Dia menempatkan nilai besar pada signifikansi seremonial kaisar sebagai simbol persatuan China.

Baca Juga: Bak Bunyikan Lonceng Kematian Bagi Republik, Inilah Yuan Shikai, Bantu Permaisuri Cixi Gulingkan Kaisar, Lalu Ingin Hidupkan Kembali Monarki dan Angkat Dirinya Sendiri Sebagai Kaisar China

 Baca Juga: ‘Tugasnya Mengurus Negara Membuat Laki-laki Malu’ Kisah Shangguan, Jadi Permaisuri Kaisar Zhao pada Usia Enam Tahun, Mengatur Negara dengan Bimbingan Kakeknya yang Bijaksana

Namun, sistem kekaisaran telah terisolasi dari politik nasional dan internasional untuk bertahan, dan dua ribu tahun pemerintahan kekaisaran berakhir.

Kontribusi Permaisuri Longyu bagi negara kelihatannya minimal, karena dia begitu sibuk dengan politik istana sehingga urusan negara bukanlah prioritasnya.