Kisah Permaisuri Kaisar Romawi yang Haus Kekuasaan, Ratu Julia Agrippina, Fitnah Roma dengan Cara Kejam, Racuni Suami Keduanya, Lahirkan Putra yang Kelak Jadi Kaisar Kejam

K. Tatik Wardayati

Penulis

Ratu Agrippina Muda, permaisuri Kaisar Roma yang haus kekuasaan.

Intisari-Online.comPermaisuri Romawi Julia Agrippina, dikenal juga sebagai Agrippina Muda, hidup dari tahun 15 hingga 59 M.

Dia adalah putri dari Germanicus Caesar dan Vipsania Agrippina, juga saudara perempuan Kaisar Caligula atau Gaius.

Anggota keluarganya sangat berpengaruh sehingga menjadikan Agrippina yang Muda sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan, tetapi hidupnya penuh dengan kontroversi dan dia mati dengan cara yang memalukan.

Pada tahun 28 M, Agrippina menikah dengan Gnaeus Domitius Ahenobarbus, yang meninggal pada tahun 40 M.

Namun, sebelum kematian suaminya, Agrippina memberinya seorang putra yang kelak dikenal sebagai Kaisar Nero yang kejam.

Hanya dalam waktu singkat menyandang gelar janda, Agrippina menikah dengan suami keduanya, Gaius Sallustius Crispus Passienus, pada tahun 41 M, namun dituduh telah meracuni suaminya delapan tahun kemudian.

Pada tahun 49 M, Julia Agrippina menikah dengan pamannya, Kaisar Claudius, dan ini bukan pertama kalinya Agrippina terlibat dalam hubungan inses.

Dia juga dikabarkan telah melakukan hubungan intim dengan Caligula ketika menjabat sebagai kaisar.

Baca Juga: Jarang Terdengar Kisahnya, Inilah Livia Drusilla, Istri Ketiga dan Terakhir Kaisar Augustus dari Kekaisaran Romawi, Menikah Selama 51 Tahun, Setia Mendukung Meski Turut Campur Pemerintahan Suaminya

Baca Juga: Diasingkan Karena Dituduh Lakukan Perzinahan, Inilah Putri Tunggal Valeria Messalina, Claudia Octavia, Permaisuri Kaisar Nero yang Terabaikan, Akhir Hidupnya Tragis di Tangan Selingkuhan Sang Kaisar

Sumber sejarah tentang Agrippina Muda termasuk Tacitus, Suetonius, dan Dio Cassius.

Sejarawan menyebutkan bahwa Agrippina dan Caligula mungkin adalah kekasih sekaligus musuh.

Caligula mengasingkan saudara perempuannya itu dari Roma karena diduga bersekongkol melawannya, tetapi tidak dibuang selamanya karena kembali ke Roma dua tahun kemudian.

Tidak mungkin Julia Agrippina yang digambarkan haus kekuasaan, menikahi Claudius karena cinta.

Setelah setelah mereka menikah, Agrippina membujuk Claudius untuk mengadopsi putranya, Nero, sebagai ahli warisnya.

Claudius setuju, namun itu terbukti adalah langkah yang fatal.

Sejarawan berpendapat bahwa Agrippina meracuni Claudius, lalu mencari keuntungan setelah kematiannya, karena Nero, yang saat itu berusia 16 tahun, mengambil alih kekuasaan.

Julia Agrippina menjadi wali Nero dan mendapat gelar Augusta, gelar kehormatan yang diberikan kepada wanita dalam keluarga kekaisaran untuk menyoroti status dan pengaruh mereka.

Baca Juga: Kisah Putri Kesayangan Legendaris Permaisuri Cixi, Der Ling, Dayang dan Juru Bahasa yang Dididik di Prancis dan Terpapar Budaya Barat, Tulis Kehidupannya di Kota Terlarang dan Sisi Baik ‘Nyonya Naga’

Baca Juga: ‘Wanita yang Paling Baik di Antara Wanita’, Inilah Longyu, Permaisuri Kaisar Guangxu yang Hidup di Kota Terlarang, Ibu Angkat Kaisar Terakhir China Puyi, Pembuka Jalan Berdirinya Republik China

Di bawah pemerintahan kaisar Nero, Agrippina tidak bisa memberikan pengaruhnya yang lebih besar atas Kekaisaran Romawi, bahkan sebaliknya, kekuatannya berkurang.

Karena usia putranya yang masih muda, Agrippina mencoba memerintah atas namanya, tetapi kejadian tidak berjalan seperti yang direncanakannya.

Nero, putra yang diajukannya menjadi kaisar, mengasingkan Agrippina.

Dia menganggap ibunya sombong dan ingin menjauhkan diri darinya.

Hubungan mereka semakin tegang ketika ibunya keberatan dengan kisah cintanya dengan istri temannya, yaitu Poppaea Sabina.

Ibunya juga menantang haknya untuk memerintah, dengan alasan bahwa anak tirinya Brittanicus adalah pewaris takhta yang sebenarnya.

Brittanicus kemudian meninggal dalam keadaan misterius, ini kemungkinan diatur oleh Nero.

Kaisar muda itu bahkan merencanakan untuk membunuh ibunya dengan mengatur agar ibunya naik perahu yang dirancang agar tenggelam, tetapi siasat itu gagal, karena Agrippina berenang dengan selamat kembali ke pantai.

Baca Juga: Dibiarkan Jadi Penerang Kota Selama Siksaan Berlangsung, Inilah Lilin Roma, Kala Nero yang Murka pada Kaum Yahudi Justru Jadikan Kaum Kristen Sebagai Kambing Hitam

Baca Juga: Bak Bunyikan Lonceng Kematian Bagi Republik, Inilah Yuan Shikai, Bantu Permaisuri Cixi Gulingkan Kaisar, Lalu Ingin Hidupkan Kembali Monarki dan Angkat Dirinya Sendiri Sebagai Kaisar China

Masih bertekad untuk membunuh ibunya, Nero kemudian memerintahkan agar ibunya dibunuh di rumahnya.

Nero memerintah Roma sampai dia bunuh diri pada tahun 68 M.

Pesta pora dan penganiayaan agama menjadi ciri pemerintahan Kaisar Nero.

Baca Juga: ‘Tugasnya Mengurus Negara Membuat Laki-laki Malu’ Kisah Shangguan, Jadi Permaisuri Kaisar Zhao pada Usia Enam Tahun, Mengatur Negara dengan Bimbingan Kakeknya yang Bijaksana

Baca Juga: Meski Baik Hati, Namun Nasibnya Terlihat Menyedihkan dan Tidak Berdaya, Inilah Permaisuri Hu Shanxiang yang Digulingkan oleh Kaisar, Suaminya Sendiri

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait