Untuk melindungi Han China dari invasi oleh Xiongnu (juga dikenal sebagai Hun dalam catatan sejarah Barat), Kaisar Wu bersekutu dengan Kerajaan Wusun (di Xianjiang, sekarang).
Kaisar Wu melakukan ini melalui aliansi pernikahan, mulanya dia mengiri Putri Xijun untuk menikah dengan Raja Wusun.
Namun, ketika Putri Xijun meninggal, Kaisar Wu melihat bahwa sangat penting untuk melanjutkan aliansi dengan kerajaan Wusun, maka dia memilih Liu Jieyou sebagai penggantinya.
Pada tahun 87 SM, Kaisar Wu mengangkat Jieyou menjadi status Putri, kemudian dia melakukan perjalanan sejauh 4.828,03 km ke kerajaan Wusun, dengan membawa sutra dan harta karun, pengawal, serta pelayannya.
Salah satu pelayannya, Feng Liao, di kemudian hari terbukti sebagai diplomat yang cerdik, dia menikah dengan Cenzou, Raja Wusun, dan juga suami kedua Putri Xijun.
Putri Jieyou sendiri jauh lebih muda dari Raja Cenzou dan hidup lebih lama darinya.
Tidak seperti pendahulunya, Putri Jieyou tidak protes ketika harus menikah dengan keponakan Cenzou, Raja Wengguimi, yang kemudian dikenal dalam sejarah sebagai ‘Raja Gemuk’.
Raja Wengguimi menjadinya istrinya, Xiongnu, sebagai ‘Nyonya Kiri’, posisi yang lebih unggul daripada Putri Jieyou, yang diangkat menjadi ‘Nyonya Kanan’.
Meskipun statusnya lebih rendah daripada ‘Nyonya Kiri’, namun Putri Jieyou memiliki pengaruh dalam politik.
Putri Jieyou menjadi duta besar tidak resmi antara Han China dan Wusun, yang berulang kali menulis kepada kaisar, meminta Han China untuk mengirim pasukan ke Wusun demi melindungi mereka dari Xiongnu yang menyerang.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR