Pada tanggal 5 Februari, sebagian besar pertahanan kota telah dihancurkan, jelas bahwa bangsa Mongol akan segera merebut kota itu.
Dalam keputusasaan, Al-Musta’sim berusaha untuk bernegosiasi dengan Hulagu, tetapi utusannya terbunuh, dan kemudian sekitar 3.000 bangsawan Baghdad berusaha untuk mencoba dan bertemu dengan Hulagu untuk menawarkan syarat menyerah, tetapi dia juga membunuh mereka.
Kota Baghdad resmi menyerah pada 10 Februari, tetapi pasukan Mongol baru memasuki kota pada 13 Februari, dan mulailah salah satu hari paling berdarah yang pernah disaksikan dunia.
Sekitar satu juta penduduk kota Baghdad tidak ada yang diizinkan untuk melarikan diri, satu-satunya orang yang selamat adalah penduduk Baghdad yang beragama Kristen Nestorian.
Ibu Hulagu adalah seorang Nestorian, itulah sebabnya dia membiarkan mereka hidup.
Sisanya, prajurit Mongol menempatkan pria, wanita, dan anak-anak, tua dan muda, di ujung pedang mereka, dan yang tidak mereka bunuh, diambil sebagai budak.
Al-Musta’sim ditangkap dan dipaksa untuk menyaksikan semua pembunuhan massal yang menghebohkan ini, serta perusakan yang tidak disengaja pada salah satu kota terindah di dunia ini.
Istana, masjid, gereja, rumah sakit, dan tiga puluh enam perpustakaan umum kota hancur berkeping-keping atau dibakar habis, melansir warhistoryonline.
Rumah Kebijaksanaan, dengan pengetahuan berabad-abad dari semua budaya di seluruh Bumi, dihancurkan.
Koleksi buku terbesar yang ada di dunia pada waktu itu, juga dimusnahkan, dengan cara dicabik-cabik dan dibuang ke Sungai Tigris, yang konon sudah hitam karena tintanya.
Sungai Tigris tidak hanya tersedak oleh buku-buku yang hancur, tetapi juga dengan mayat orang mati, setidaknya 90.000 orang dibantai ketika bangsa Mongol memasuki kota, bahkan diperkirakan hingga ratusan ribu hingga satu juta orang.
Setelah kota dan penduduknya benar-benar dilenyapkan di depan mata Al-Musta’sim, Hulagu membunuh seluruh keluarga khalifah, kecuali seorang putranya, yang dikirim ke Mongolia, dan seorang putri yang diambil Hulagu sebagai haremnya.
Kemudian Hulagu juga membunuh raja.
Al-Musta’sim juga dibunuh dengan digulung di karpet dan diinjak-injak sampai mati di dalamnya oleh kuda.
Kehancuran kota Baghdad di tangan banga Mongol mengakhiri Zaman Keemasan Islam dengan cepat.
Beberapa sejarawan mengatakan bahwa penjarahan Baghdad adalah satu-satunya pukulan terbesar yang pernah terjadi terhadap Dunia Islam dalam waktu yang begitu singkat.
Setelah kejadian ini, dunia Muslim berputar ke dalam periode panjang perpecahan dan kemunduran.
Tak salah bila disebut bahwa tanggal 13 Februari 1258 sebagai salah satu hari yang paling merusak, berdarah, dan penuh kekerasan dalam sejarah manusia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR