Tidak hanya itu, rombongan Dayak kanibal itu juga mendapat sepikul beras, untaian tasbih manik-manik, kain blacu dengan panjang sekitar 22 meter untuk dibagi bersama.
Kepala Suku Sibau kemudian memberikan kenang-kenangan yang membuat merinding penerimanya.
Kepada Bock, dia memberikan dua tengkorak, lelaki dan perempuan tanpa rahang bawah, trofi dari pesiar berburu kepala, yang kesemuanya dibungkus dengan daun pisang.
Carl Alfred Bock adalah seorang pelukis naturalis dan pelancong berkebangsaan Norwegia yang melakukan perjalanan ke pedalaman Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan pada 1879, ketika umurnya masih 30 tahun.
Bukunya yang mengisahkan perjalanan penjelajahannya itu diterbitkan dengan judul The Head Hunters of Borneo, pada 1881.
Dengan berhias 37 litografi dan ilustrasi, buku tersebut umumnya berisikan tentang orang dan budaya Dayak.
Kepada Bock, Sibau juga memberikan perisai kayu yang dicat dengan pola warna semarak.
Bock menggambarkan sebagai, “Perisai itu dipercaya sebagai harta istimewa,” lanjutnya, “berhiaskan helai-helai rambut yang diambil dari korban manusia.” (Mahandis Yoanata Thamrin)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR