Loksado, Desa Tradisional di Jantung Kalimantan

Agus Surono

Editor

Loksado, Desa Tradisional di Jantung Kalimantan
Loksado, Desa Tradisional di Jantung Kalimantan

Intisari-Online.com - Di kalangan penikmati wisata khusus, Loksado begitu dikenal. Menuju ke daerah terpencil di Kalimantan Selatanini ini memang butuh niat dan persiapan yang matang.

Loksado, sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, ini menjadi rumah suku Dayak. Mereka hidup lestari dengan lansekap alam yang megah. Menuju tempat ini maka Anda akan menjelajahi jantung Pegunungan Meratus sekira dua setengah jam dari Banjarmasin, ibu kota Kalimantan Selatan.

Selanjutnya bersiaplah terhanyut dalam keindahan panorama hutan tropis yang dihiasi rentetan air terjun dan aliran sungai yang membelah lebatnya hutan.

Kawasan Pegunungan Meratus sendiri merupakan rumah bagi suku asli Dayak Meratus yang tinggal di rumah-rumah tradisional atau dikenal dengan nama balai. Balai merupakan rumah tradisional Suku Dayak yang terdiri atas sepuluh ruangan berukuran tiga sampai empat meter persegi.

Balai dapat menampung hingga 10 keluarga. Saat ini, setidaknya ada 43 balai dapat ditemukan di sembilan desa di Loksado. Yang paling terkenal adalah Balai Hambawang Masam, Balai Adat Malaris, Balai Kacang Parang, dan Balai Haratai. Balai masih digunakan untuk berbagai kegiatan, terutama upacara kepercayaan meski banyak yang sudah tinggal di rumah modern.

Dayak Meratus menganut kepercayaan turun-temurun yaitu Kaharingan yang berarti “kehidupan”. Sistem kepercayaan ini meyakini konsep Dewa Agung yang menekankan keharmonisan antara manusia dan alam serta antara manusia dan Tuhan.

Suku Dayak Meratus mempraktikkan ritual Aruh Ganal yang dilakukan secara besar-besaran. Ada tiga tahapan dalam ritual ini. Pertama, Aruh Basambu (behuma/menugal) setelah tanam padi atau sekitar bulan Februari. Kedua, Aruh Bawanang Halin yang dilakukan untuk merayakan musim panen pada Juni. Terakhir adalah Aruh Bawan Banih Hanlin yaitu kegiatan penutupan musim panen pada September.

Ritual Aruh Ganal dapat ditemui di beberapa desa seperti di Desa Haratai, Desa Muara Ulang, Desa Lahung, dan lainnya.

Kebudayaan Suku Dayak sama menariknya dengan kemegahan alam Pegunungan Meratus itu sendiri. Pemandangan lansekap yang subur dihiasi rangkaian air terjun, yaitu: Air Terjun Haratai, Air Terjun Riam Hanai, Air Terjun Kilat Api, Air Terjun Rampah Menjagan, Air Terjun Pemandian Anggang, dan Air Terjun Tinggiran Hayam.

Di Pegunungan Meratus juga terdapat Sumber Air Panas Tanuhi tempat yang tepat bagi Anda jika ingin menikmati air panas segar langsung dari alam. Hutan tropisnya sendiri memiliki flora mengagumkan seperti kantong semar (Nepenthes distillatoria) dan anggrek meratus (Dendrobium hepaticum).

Salah satu keindahan di Loksado yang tidak boleh terlewatkan adalah Sungai Amandit yang mengalir melewati jantung hutan Pegunungan Meratus. Sungai yang memiliki air jernih dan segar ini dihiasi bebatuan, anak sungai, dan jembatan tradisional. Untuk melengkapi semua keindahan ini, menaiki rakit bambu dan menelusuri sepanjang aliran sungai akan memberikan sensai tersendiri.

Dengan begitu banyak desa tradisional suku Dayak Meratus, Loksado merupakan tempat sempurna untuk mengamati dan menikmati kebudayaan lokal suku asli Borneo ini. Di sini Anda dapat melihat bagaimana mereka masih teguh melestarikan kearifan budaya lokal. Pegunungan Meratus juga merupakan lokasi sempurna bagi mereka yang ingin menikmati trekking untuk menemukan keindahan tersembunyi.

Untuk menuju ke Loksado terdapat sebuah jalan lebar yang menghubungkan Banjarmasin dan Kandangan. Namun perlu diperhatikan jalan dari Kandangan (ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan) menuju Pegunungan Meratus mulai menyempit dan perlu kehati-hatian. Tidak tersedia angkutan umum dari Banjarmasin atau dari tempat lain kecuali dari Kandangan. Pun demikian angkutan umum dari Kadangan masih jarang.

Apabila Anda memulai perjalanan dari Banjarmasin, cara terbaik untuk menuju Kandangan adalah dengan menyewa mobil sekaligus dengan sopirnya. Perjalanan dari Banjarmasin menuju Kandangan memakan waktu sekira 4 sampai 5 jam.

Tidak tersedia hotel berbintang di Loksado. Penginapan yang bisa Anda temukan di Loksado adalah di rumah-rumah masyarakat lokal. Anda bisa menjadi bagian dari cara hidup penduduk Loksado. Sebelum menuju Loksado, sebaiknya bicarakan dengan tur operator Anda untuk bisa tinggal di salah satu rumah warga. Jika Anda lebih memilih untuk tinggal di penginapan maka bisa tinggal di Wisma Loksado. (indonesia.travel)

Wisma LoksadoKecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan SelatanTaufik Yusuf: +6285251544398