Intisari-Online.com - Tak bisa dipungkiri, naiknya Amangkurat II sebagai raja Mataram Islam tak bisa dilepaskan dari peran Belanda.
Bagaimanapun juga, berkat bantuan Belanda dia bisa mengalahkan pemberontakan Trunojoyo.
Berkat Belanda juga dia bisa mengamankan takhta Mataram dari tangan adiknya, Pangeran Puger, yang kelak bergerak Pakubuwono I.
Tapi, hubungan cucu Sultan Agung itu tak selama baik-baik saja dengan Belanda.
Ada beberapa alasan, mulai dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar Amangkurat II hingga faktor lain.
Termasuk mahkota emas Majapahit dari Kapten Tack yang justru tewas karena taktik Amangkurat II.
Mahkota Majapahit itu didapatkan Kapten Tack saat penyerbuan ke Kediri.
Mahkota itu kemudian diberikan kepada penguasa Mataram, tapi tidak dengan gratisan.
Sebagai gantinya, Amangkurat II harus membayar 1.000 ringgit untuk menebus mahkota tersebut.
Mahkota itu kemudian dikenakan oleh Amangkurat II sebagia simbol bahwa kondisi Mataram sudah pulih seiring berhasil ditumpasnya Pemberontakan Trunojoyo.
Selain itu, Pakubuwono I, yang sempat mengklaim takhta Mataram setelah mangkatnya Amangkurat I, juga berhasil disingkirkan.
Tak hanya itu, Raden Kajoran Ambalik yang membantu pemberontakan Trunojoyo juga telah dibunuh oleh Belanda saat penyerbuan Trunojoyo pada 1679.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR