Intisari-Online.com – Pasukan AS yang ditarik dari Afghanistan ternyata telah menciptakan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Akibatnya, Taliban sekali lagi merebut kendali, membuat banyak warga Afghanistan mempertaruhkan hidup mereka untuk mencari perlindungan ke negara lain.
Apa yang terjadi sebenarnya?
Ini bukanlah hal baru, karena Afghanistan memiliki sejarah panjang perselisihan internal dan diserang oleh kekuatan asing.
Berikut ini invasi yang pernah terjadi di Afghanistan, mulai dari 330 SM hingga berkuasanya Taliban yang tercatat dalam sejarah.
1. Alexander Agung dan Provinsi Baktria
Setelah kemenangannya atas Raja Darius III selama Pertempuran Gaugamela, Alexander Agung ingin memperluas kerajaannya.
Untuk memperluas kerajaannya itulah, dia menginvasi Afghanistan pada 330 SM.
Namun, setelah kematian Alexander Agung, kerajaannya dibangi di antara para jenderal tentaranya.
Afghanistan jatuh di bawah kendali Seleukus, yang membentuk Dinasti Seleukus.
Di dalamnya terdapat Provinsi Bactria, wilayah Yunani terpencil di timur yang menyebabkan masalah.
Orang-orang Yunani itu kemudian mendeklarasikan kemerdekaan mereka dan mengalahkan tentara Seleukia yang dikirim untuk melucuti senjata mereka.
Maka terjadilah pembentukan Kerajaan Baktria-Yunani, yang meliputi Afghanistan dan India barat selama lebih dari tiga abad.
Kerajaan itu berlangsung sampai abad pertama Masehi ketika Kushan menginvasi Afghanistan.
Meskipun kehilangan kendali atas negara, bahasa Yunani ditampilkan di mata uang Kushan selama beberapa abad berikutnya.
2. Penaklukan Islam di Afghanistan
Dari abad ketujuh hingga kesembilan, Penaklukan Islam di Afghanistan berusaha untuk mengubah negara itu menjadi Islam.
Ini mengikuti disintegrasi kerajaan Romawi dan Persia Sassanid dan merupakan salah satu dari banyak penaklukan Muslim setelah penciptaan negara bersatu oleh nabi Muhammad di Semenanjung Arab.
Orang-orang Arab Muslim berjalan ke timur Persia, merebut kota Herat pada tahun 642 M.
Lalu, pada tahun 667, mereka menguasai Afghanistan, hanya untuk kehilangannya selama pemberontakan Kabul.
Namun, mereka tidak akan mendapatkan kembali kendali sampai tahun 870.
Sebelum Arab Muslim mengambil alih, Afghanistan adalah rumah bagi agama Buddha, Hindu, Yudaisme, dan Zoroastrianisme, di antara agama-agama lain.
Butuh waktu sampai abad ke-11, selama periode Ghaznawi, bagi penduduk untuk sepenuhnya masuk Islam.
3. Jenghis Khan dan pengepungan Bamyan
Pada 1218, Jenghis Khan telah menyebarkan kerajaannya dari Laut Kaspia ke Teluk Persia.
Dia ingin terus memperluas wilayahnya dengan memperluas pesan ke kerajaan tetangga.
Dengan Kekaisaran Kwarazmian, dia mencobanya, tetapi pemimpinnya menolak, akibatnya terjadi pengepungan berdarah.
Ekspansi Kekaisaran Mongol meninggalkan Afghanistan sebagian besar di bawah kendali Jenghis. Pria dibantai dan wanita diperbudak.
Pasukan Mongol dijadikan perlengkapan tetap untuk memastikan wilayah itu tetap terlindungi dari serangan musuh.
Jenghis meninggal tidak lama kemudian dan wilayah itu jatuh di bawah kendali Ilkhanate dan Chagatai Khanate.
3. Penaklukan Tamerlane
Seorang pejuang bernama Tamerlane, juga dikenal sebagai Timur, naik untuk memerintah Khanate dan mulai menaklukkan daerah sekitarnya.
Apa yang dilakukannya lebih buruk daripada yang ditimbulkan oleh Jenghis Khan dan pasukannya.
Dia menaklukkan Afghanistan dari utara. Diperkirakan pasukannya bertanggung jawab atas 17 juta pembunuhan, dan juga memperbudak wanita.
Setelah utara berhasil dikalahkan, dia mengarahkan pandangannya ke selatan.
Pemerintahan Timur bertahan lama, berkat hubungannya dengan Hazara, Uzbek, dan negara-negara Turki lainnya, dan memungkinkannya untuk mengalahkan Ottoman untuk menguasai Anatolia Tengah.
4. Didirikannya Kekaisaran Mughal
Kekaisaran Timurid mulai bubar sekitar tahun 1506, kemudian mengarah pada pembentukan Kekaisaran Mughal pada tahun 1526.
Babur, seorang keturunan Timur, mengklaim wilayah Pakistan, Afghanistan, dan India.
Pada abad ke-17, Kekaisaran Mughal menguasai sebagian besar India.
Kekuasaannya di Afghanistan mulai melemah sekitar tahun 1700-an, karena munculnya senjata modern mesiu dan senjata api.
Melansir warhistoryonline, kerusuhan terjadi, suku Afghanistan berperang melawan Safawi Persia, berusaha untuk mendapatkan kembali Afghanistan.
Pemberontakan Afghanistan akhirnya meruntuhkan Kekaisaran Safawi.
Afghanistan modern secara resmi didirikan beberapa dekade kemudian, yaitu pada tahun 1747.
5. Pertempuran Jamrud
Setelah konsolidasi Kekaisaran Sikh, Maharaja Ranjit Singh menghasut banyak invasi di wilayah Afghanistan, yang kemudian dikenal sebagai Perang Afghanistan-Sikh.
Bersamaan dengan perselisihan internal, menyebabkan hilangnya banyak tanah, yang berpuncak pada Pertempuran Jamrud pada 30 April 1937.
Pasukan Afghanistan dipimpin oleh Emir Dost Muhammad Khan saat negara itu melakukan satu upaya terakhir untuk merebut kembali Peshwar.
Ranjit Singh terluka parah dan meninggal karena luka-lukanya, sementara pasukan Afghanistan tidak dapat menguasai Peshwar atau Jamrud.
6. Perang Anglo-Afghanistan
Inggris mencoba tiga kali untuk menyerang Afghanistan pada abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Yang pertama adalah upaya untuk membatasi pengaruh Rusia saat melawan pasukan penyerang.
Dalam waktu empat tahun, pasukan Inggris dapat diusir dari tanah Afghanistan.
Sementara Perang Kedua, dari tahun 1878 – 1880, merupakan upaya lain, tanpa maksud untuk membangun kehadiran secara tetap di Afghanistan.
Invasi terakhir terjadi pada tahun 1919.
Dijuluki Perang Kemerdekaan oleh Afghanistan, memungkinkan negara itu untuk tidak hanya mengusir pasukan Inggris tetapi juga memantapkan dirinya sebagai negara merdeka.
Tidak hanya kemenangan untuk Afghanistan, tetapi juga keberhasilan Inggris menciptakan Garis Durand, yang membuat perbatasan antara Afghanistan dan Bristish India.
7. Perang Soviet-Afghanistan
Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada tahun 1929 dan 1930, tetapi yang terbesar adalah Perang Soviet-Afghanistan.
Ini dihasilkan dari kerusuhan yang disebabkan oleh pengenalan kebijakan Soviet-esque dan apa yang dipandang banyak orang sebagai pemerintahan yang menindas.
Pada 1979, pemerintah Afghanistan terus-menerus berkonflik dengan kelompok gerilya, yang membuat mereka meminta bantuan dari Uni Soviet.
Sempat ragu, namun akhirnya Uni Soviet mengirim pasukan pada bulan Desember 1979.
Dimulailah satu dekade kehadiran Soviet di negara itu, dengan Angkatan Darat memerangi kelompok Mujahidin lokal, serta faksi-faksi lainnya.
Pada 24 Januari 1989, keputusan dibuat agar pasukan Soviet meninggalkan negara itu, sambil tetap melanjutkan dukungan mereka kepada pemerintah.
Setelah itu, Mujahidin pun mulai mengalami pertempuran, dengan munculnya panglima perang, maka terbentuklah Taliban.
8. Tragedi 9/11 mendorong Amerika Serikat untuk menyerang
Menyusul peristiwa tragis 11 September 2001, AS memutuskan untuk mencegah serangan serupa.
Pada 7 Oktober 2001, mereka meluncurkan Operasi Enduring Freedom, dengan tujuan menangkap Osama bin Laden.
Agar Osama bin Laden tertangkap, maka pasukan militer perlu memerangi Taliban dan Al-Qaeda.
Pasukan AS tidak berhasil menangkap bin Laden hingga Mei 2011, namun invasi awal mereka berhasil menggulingkan pemerintah Talban dan mengganggu Al-Qaeda.
Selama bertahun-tahun, puluhan ribu tentara bertugas di Afghanistan, bekerja untuk menertibkan negara itu sambil juga memerangi Taliban dan Al-Qaeda.
Banyak negara sekutu telah mundur, kemudian AS sedang menarik pasukannya.
Akibat penarikan AS inilah, Taliban dengan cepat menginvasi semua kota besar di Afghanistan, yang berpuncak pada jatuhnya Kabul, pada 15 Agustus 2021.
Pemerintah AS mengatakan bahwa pengambilalihan militan itu terjadi jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.
Kini, banyak yang mempertanyakan, apa yang akan terjadi selanjutnya di Afghanistan?
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari