Penulis
Intisari-Online.com -Setelah Taliban mengambil kekuasaan di Afghanistan, Amerika Serikat dan kekuatan Barat lainnya yang mengambil bagian dalam evakuasi selama beberapa hari.
Mereka juga telah memperingatkan adanya ancaman oleh cabang regional ISIS, ISIS-K, di Afghanistan tersebut.
Puluhan ribu warga Afghanistan menunggu di luar bandara Kabul sejak Taliban menguasai negara itu pada 15 Agustus.
Warga berupaya melarikan diri di tengah kekhawatiran akan pembalasan dan kembalinya hukum keras.
Negara-negara asing juga bergegas mengevakuasi staf dan warga negara mereka dari negara itu menjelang tenggat waktu 31 Agustus, yang ditetapkan Presiden AS Joe Biden untuk penarikan penuh pasukan Amerika dari Afghanistan.
Cabang ISIS Afghanistan, yang dikenal sebagai ISIS-K, pertama kali muncul di provinsi Nangarhar pada 2015, tetapi mendapat tekanan dalam beberapa tahun terakhir dari koalisi pimpinan AS, tentara Afghanistan, dan Taliban sendiri.
Namun, mereka tetap memiliki kemampuan untuk melakukan serangan fatal di Kabul.
Tampaknya, kekhawatiran AS mengenai ancaman terorisme kini terbukti steelah terjadinya ledakan bom.
Ledakan bom Kabul Afghanistan terbaru diklaim oleh afiliasi ISIS di Khorasan yang ada di Irak dan Suriah atau ISIS-K.
Bom Kabul Afghanistan itu menewaskan 12 tentara Amerika Serikat (AS) dan 60 warga sipil pada Kamis (26/8/2021).
Klaim ISIS-K sebagai dalang peledakan bom di Kabul disampaikan oleh badan pemantau SITE.
"(Pembom) hari ini mampu menembus semua benteng keamanan (dan berada dalam jarak) lima meter (16 kaki) dari pasukan AS sebelum meledakkan sabuk bahan peledaknya, kata lengan propaganda kelompok ISIS-K, Amaq, menurut terjemahan oleh SITE, dikutip dari AFP.
Pernyataan tentang bom Kabul Afghanistan itu tampaknya hanya menyebutkan satu pembom dan satu ledakan.
Baca Juga: Cek Weton Jumat Kliwon, Begini Watak, Peruntungan Baik hingga Jodoh untuk Orang Jumat Kliwon
Setidaknya dua bom diyakini telah meledak selama serangan pada Kamis di bandara.
Jenderal Kenneth McKenzie, kepala Komando Pusat AS, mengatakan kepada wartawan, bahwa begitu Amerika Serikat mengonfirmasi siapa yang berada di balik serangan itu, "kami akan memburu mereka."
Dia juga mengatakan, ada ancaman serangan lebih lanjut dari bom Kabul Afghanistan, termasuk bom kendaraan, juga serangan pada salah satu dari puluhan pesawat yang terbang masuk dan keluar dari bandara saat evakuasi berlanjut.