Intisari-Online.com - Taliban dengan cepat menduduki ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Minggu (15/8/2021), setelah 10 hari melancarkan serangan kilat selepas penarikan pasukan asing pimpinan Amerika Serikat (AS).
Di samping faktor momentum penarikan tentara AS dan lemahnya militer Afghanistan, kemenangan cepat Taliban juga menunjukkan mereka begitu kuat.
Menurut Pusat Pemberantasan Terorisme AS di West Point, ada perkiraan kekuatan inti kelompok Taliban berjumlah 60.000 orang.
Dengan tambahan kelompok milisi dan pendukung lainnya, jumlah mereka bisa melebihi 200.000 personel.
Dengan jumlah pasukan yang lumayan besar dan cukup persenjataan, kenapa Taliban tidak membantu Palestina yang sama-sama mayoritas Islam dan terancam diduduki Israel?
Toh, Israel juga disokong AS yang sama-sama diperangi Taliban di Afghanistan.
Kenapa Taliban tidak membantu Palestina?
Melansir Kompas.com, dalam makalah berjudul Hamas, Taliban, and The Jewish Underground: An Economists' View of Radical halaman 10-11, yang ditulis Eli Berman pada September 2003, disebutkan bahwa Taliban dan Hamas memiliki batasan masing-masing.
Makalah yang dirilis oleh National Bureau of Economic Research di Cambridge itu menerangkan, Taliban dan Hamas memiliki asal-usul geografis dan teologi yang berbeda.
"Keduanya berkembang menjadi milisi yang memproduksi barang publik lokal dengan menggunakan kekerasan."
"Kesamaan ini bukan tanpa batasan."
"Satu perbedaan adalah Hamas memandang sebagian besar orang Palestina sebagai anggota potensial, sedangkan Taliban tampaknya melihat mayoritas orang Afghanistan sebagai yang harus ditaklukkan."
Konflik Palestina sendiri tidak hanya melibatkan satu kubu melawan Israel, tetapi di dalam negeri juga ada perselisihan Fatah dengan Hamas.
PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) khususnya dari faksi Fatah, menjalani rivalitas dengan Hamas dalam merebut simpatik rakyat Palestina.
Berbeda dengan PLO yang mengupayakan langkah damai, Hamas dengan sayap militernya memilih jalan kekerasan dalam memperjuangkan negara Palestina.
Konflik bersenjata yang terjadi di Palestina terjadi antara tentara Israel dengan Hamas.
Faktor-faktor itulah yang kemudian menjawab pertanyaan, kenapa Taliban tidak membantu Palestina atau menyerang Israel.
(*)