Advertorial

Perhatian untuk Para Penderita Diabetes, Ini 11 Cara Mencegah Gula Darah Melonjak Demi Kualitas Hidup yang Semakin Baik

K. Tatik Wardayati

Penulis

Buat penderita diabetes, begini 11 cara mencegah gula darah melonjak demi kualitas hidup yang semakin baik.
Buat penderita diabetes, begini 11 cara mencegah gula darah melonjak demi kualitas hidup yang semakin baik.

Intisari-Online.com – Penyakit diabetes menjadi penyakit tidak menular yang semakin bertambah penderitanya.

Indonesia menempati urutan keenam dari seluruh dunia jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia.

Diabetes terjadi ketika tubuh tidak dapat menurunkan gula darah secara efektif.

Lonjakan gula darah terjadi ketika gula darah naik dan kemudian turun tajam setelah aktivitas makan.

Baca Juga: Penderita Diabetes Bolehkah Konsumsi Bawang Putih yang Hampir Ada di Setiap Masakan dan Miliki Manfaat untuk Kesehatan? Ini Penjelasannya!

Dalam jangka pendek, lonjakan gula darah bisa menyebabkan kelesuan dan rasa lapar.

Lonjakan gula darah juga dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Berikut ini adalah beragam cara mencegah gula darah naik yang baik dilakukan demi kesehatan:

Baca Juga: Lakukan Empat Langkah Berikut Ini untuk Bantu Jaga Kadar Gula Darah, Agar Hidup Penderita Diabetes Makin Berkualitas

1. Lakukan diet rendah karbohidrat

Karbohidrat inilah yang menyebabkan gula darah melonjak. Saat seseorang makan karbohidrat, zat ini dipecah menjadi gula sederhana.

Gula tersebut kemudian masuk ke aliran darah. Saat kadar gula darah naik, pankreas melepaskan hormon yang disebut insulin yang mendorong sel untuk menyerap gula dari darah. Reaksi ini menyebabkan kadar gula darah turun.

Melansir Health Line, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan rendah karbohidrat dapat membantu seseorang mencegah lonjakan gula darah.

Diet rendah karbohidrat juga memiliki manfaat tambahan, yaitu membantu penurunan berat badan, yang juga dapat mengurangi lonjakan gula darah.

Ada banyak cara untuk mengurangi asupan karbohidrat, termasuk menghitung kandungan zat tersebut dalam makanan yang akan dimakan.

2. Makan lebih sedikit karbohidrat olahan

Karbohidrat olahan adalah gula atau biji-bijian olahan.

Beberapa sumber karbohidrat olahan yang umum adalah gula pasir, roti putih, nasi putih, soda, permen, sereal sarapan, dan berbagai menu makanan penutup.

Baca Juga: Perlu Diketahui Penderita Diabetes, Empat Jenis Sayuran ini Baik untuk Dikonsumsi Karena Indeks Glikemiknya Rendah, Apa Saja Itu?

Karbohidrat olahan telah dihilangkan dari hampir semua nutrisi, mulai dari vitamin, mineral dan serat.

Karbohidrat olahan dikatakan memiliki indeks glikemik tinggi karena sangat mudah dan cepat dicerna oleh tubuh. Reaksi ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah.

Sebuah studi observasional besar terhadap lebih dari 91.000 wanita menemukan bahwa diet tinggi karbohidrat indeks glikemik tinggi dikaitkan dengan peningkatan diabetes tipe 2.

Lonjakan gula darah dan penurunan berikutnya yang mungkin Anda alami setelah makan makanan indeks glikemik tinggi juga dapat meningkatkan rasa lapar dan dapat menyebabkan makan berlebih dan penambahan berat badan.

Indeks glikemik karbohidrat bervariasi. Ini dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk kematangan, jenis makanan, dan bagaimana karbohidrat dimasak atau disiapkan.

Pada umumnya, makanan gandum utuh memiliki indeks glikemik lebih rendah, seperti halnya kebanyakan buah-buahan, sayuran tidak bertepung, dan polong-polongan.

3. Kurangi asupan gula

Banyak orang ditengarai mengonsumsi 22 sendok teh (88 gram) gula tambahan per hari. Itu berarti menambahkan asupan energi dalam tubuh hingga 350 kalori.

Asupan gula ini sebagian besar berasal dari makanan olahan dan siap saji, seperti permen, kue, dan soda.

Baca Juga: Coba Rutin Makan Kacang Merah Rebus, Niscaya Penyakit Mematikan Ini Enggan ‘Mampir’ ke Tubuh Anda, Mau Buktikan?

Padahal, tubuh dapat memecah gula sederhana ini dengan sangat mudah, sehingga dapat menyebabkan gula darah naik yang hampir seketika.

Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi gula dikaitkan dengan pengembangan resistensi insulin.

Ini adalah saat sel gagal merespons sebagaimana mestinya terhadap pelepasan insulin, mengakibatkan tubuh tidak dapat mengontrol gula darah secara efektif.

Pilihan alternatif untuk melepaskan gula sepenuhnya adalah menggantinya dengan pengganti gula.

4. Jaga berat badan yang sehat

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat membuat tubuh lebih sulit menggunakan insulin dan mengontrol kadar gula darah.

Hal ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.

Cara persis kerjanya masih belum jelas, tetapi ada banyak bukti yang mengaitkan obesitas dengan resistensi insulin dan perkembangan diabetes tipe 2.

Di sisi lain, penurunan berat badan telah terbukti meningkatkan kontrol gula darah.

Baca Juga: Kebiasaan Minum Minuman Ini Bikin Berat Badan Pemeran Atun dalam Si Doel ini Turun Drastis, Rupanya Sudah 14 Tahun Penyakit Mematikan ini Bersarang dalam Tubuhnya

Dalam sebuah penelitian, 35 orang gemuk kehilangan rata-rata 14,5 pon (6,6 kg) selama 12 minggu saat mereka menjalani diet 1.600 kalori sehari.

Gula darah mereka turun rata-rata 14 persen. Dalam studi lain terhadap orang-orang tanpa diabetes, penurunan berat badan ditemukan menurunkan kejadian diabetes tipe 2 sebesar 58 persen.

5. Perbanyak olahraga

Olahraga membantu mengontrol lonjakan gula darah dengan meningkatkan sensitivitas sel terhadap hormon insulin.

Olahraga juga menyebabkan sel otot menyerap gula dari darah, membantu menurunkan kadar gula darah.

Baik olahraga intensitas tinggi maupun intensitas sedang terbukti dapat mengurangi lonjakan gula darah.

Sebuah studi menemukan peningkatan serupa dalam kontrol gula darah pada 27 orang dewasa yang melakukan olahraga intensitas sedang atau tinggi.

Sementara itu, berolahraga dengan perut kosong atau penuh bisa berdampak pada kontrol gula darah.

Sebuah studi menemukan olahraga yang dilakukan sebelum sarapan mengontrol gula darah lebih efektif daripada olahraga yang dilakukan setelah sarapan.

Baca Juga: Menempati Urutan no. 6 di Dunia Jumlah Penderita Diabetes di Indonesia Semakin Meningkat, Tak Disangka Cuma Makan Ikan Jenis Ini Bisa Obati Diabetes

Meningkatkan olahraga juga memiliki manfaat tambahan untuk membantu penurunan berat badan sebagai pukulan ganda untuk memerangi lonjakan gula darah.

6. Makan lebih banyak serat

Serat terdiri dari bagian makanan nabati yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.

Nutrisi ini sering dibagi menjadi dua kelompok, yakni serat larut dan serat tidak larut. Serat larut khususnya, dapat membantu mengontrol lonjakan gula darah.

Pasalnya, serat ini larut dalam air untuk membentuk zat seperti gel yang dapat membantu memperlambat penyerapan karbohidrat di usus.

Reaksi itu bisa menghasilkan kenaikan dan penurunan gula darah yang stabil, bukan lonjakan.

Serat juga bisa membuat seseorang merasa kenyang lebih lama, mengurangi nafsu makan dan asupan makanan.

Sumber serat larut yang baik meliputi: Oatmeal, Kacang-kacangan, Beberapa buah-buahan, seperti apel, jeruk, dan blueberry Banyak sayuran

Baca Juga: Tidak Hanya Diabetes, Sering Buang Air Kecil di Malam Hari Juga Bisa Jadi Pertanda Tekanan Darah Tinggi Alias Hipertensi, Benarkah Demikian? Begini Penjelasan Ahlinya!

7. Minum lebih banyak air

Tidak minum cukup air dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Saat seseorang mengalami dehidrasi, tubuh mereka menghasilkan hormon yang disebut vasopresin.

Hormon ini dapat mendorong ginjal untuk menahan cairan dan menghentikan tubuh membuang kelebihan gula dalam urine.

Vasopresin juga dapat mendorong hati untuk melepaskan lebih banyak gula ke dalam darah.

Sebuah studi terhadap 3.615 orang menemukan bahwa mereka yang minum setidaknya 34 ons (sekitar 1 liter) air sehari memiliki 21 persen lebih kecil kemungkinan untuk mengembangkan gula darah tinggi daripada mereka yang minum 16 ons (473 ml) atau kurang sehari.

Sementara, sebuah studi jangka panjang pada 4.742 orang di Swedia menemukan bahwa, selama 12,6 tahun, peningkatan vasopresin dalam darah dikaitkan dengan peningkatan resistensi insulin dan diabetes tipe 2.

Untuk mendapatkan cairan, jangan lupa lebih baik pilih air putih daripada jus manis atau soda, karena kandungan gulanya akan menyebabkan lonjakan gula darah.

8. Masukkan sedikit cuka ke dalam makanan

Cuka, terutama cuka apel, ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Baca Juga: Meski Miliki Banyak Manfaat, Buah Mangga yang Sedang Musim Ini Nyatanya Jadi Pantangan Buat Mereka yang Menderita Penyakit Ini!

Melansir Medical News Today, cuka apel telah dikaitkan dengan manfaat penurunan berat badan, pengurangan kolesterol, sifat antibakteri, dan kontrol gula darah.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi cuka dapat meningkatkan respons insulin dan mengurangi lonjakan gula darah.

Sementara, sebuah studi menemukan cuka secara signifikan mengurangi gula darah pada peserta yang baru saja mengonsumsi makanan yang mengandung 50 gram karbohidrat.

Studi tersebut juga menemukan bahwa semakin kuat cuka, semakin rendah gula darahnya.

Studi lain melihat efek cuka pada gula darah setelah partisipan mengonsumsi karbohidrat.

Ditemukan bahwa cuka meningkatkan sensitivitas insulin antara 19 persen dan 34 persen.

Penambahan cuka juga dapat menurunkan indeks glikemik suatu makanan, yang dapat membantu menurunkan lonjakan gula darah.

Sebuah penelitian di Jepang menemukan bahwa menambahkan makanan acar ke nasi, dapat menurunkan indeks glikemik makanan tersebut secara signifikan.

Baca Juga: Bukan Hanya Karena Minuman Berkafein Saja yang Bikin Sering Kencing, Tapi 10 Penyebabnya Ini Bisa Jadi Gejala Penyakit Serius, Hati-hati!

9. Dapatkan cukup kromium dan magnesium

Studi menunjukkan bahwa kromium dan magnesium bisa efektif dalam mengendalikan lonjakan gula darah.

Kromium merupakan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Mineral ini diperkirakan dapat meningkatkan aksi insulin.

Ini bisa membantu mengontrol lonjakan gula darah dengan mendorong sel untuk menyerap gula dari darah.

Dalam sebuah penelitian kecil, 13 pria sehat diberi 75 gram roti putih dengan atau tanpa tambahan kromium.

Penambahan kromium menghasilkan sekitar 20 persen penurunan gula darah setelah makan.

Sumber makanan yang kaya kromium, termasuk: Brokoli, Kuning telur, Kerang, Tomat, Kacang Brazil.

Sedangkan, magnesium adalah mineral lain yang telah dikaitkan dengan kontrol gula darah.

Dalam satu penelitian terhadap 48 orang, separuh diberi suplemen magnesium 600 mg bersama dengan saran gaya hidup, sementara separuh lainnya hanya diberi saran gaya hidup.

Baca Juga: Coba Rendam Ketumbar Semalam Lalu Minum Pagi Hari Berikutnya Saat Perut Kosong, Lihat Perubahan Mengejutkan pada Tubuh Anda!

Sensitivitas insulin meningkat pada kelompok yang diberi suplemen magnesium.

Studi lain menyelidiki efek gabungan dari suplementasi dengan kromium dan magnesium pada gula darah.

Peneliti menemukan bahwa kombinasi dari keduanya meningkatkan sensitivitas insulin lebih dari satu suplemen saja.

Sementara, sumber makanan yang kaya magnesium, termasuk: Bayam Almond Alpukat Kacang mete Kacang tanah

10. Tambahkan sedikit bumbu dalam masakan

Kayu manis dan fenugreek atau klabet telah digunakan dalam pengobatan alternatif selama ribuan tahun.

Keduanya dikaitkan dengan kontrol gula darah. Bukti ilmiah untuk penggunaan kayu manis dalam pengendalian gula darah beragam.

Pada orang sehat, kayu manis telah terbukti meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi lonjakan gula darah setelah makan berbasis karbohidrat.

Salah satu penelitian ini diikuti 14 orang sehat.

Baca Juga: Penderita Diabetes Perlu Tahu Ini Bahwa Penyakit Diabetes Juga Pengaruhi Kerja Pankreas, Ini yang Bisa Terjadi pada Tubuh Anda!

Ditemukan bahwa makan 6 gram kayu manis dengan 300 gram puding beras secara signifikan dapat mengurangi lonjakan gula darah, dibandingkan dengan makan puding saja.

Namun, ada juga penelitian yang menunjukkan kayu manis tidak berpengaruh pada gula darah.

Satu ulasan mengamati 10 studi berkualitas dari total 577 orang dengan diabetes.

Ulasan tersebut tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam lonjakan gula darah setelah partisipan mengonsumsi kayu manis.

Meski demikian, tidak ada salahnya untuk menambahkan kayu manis dalam makanan.

Pasalnya, kayu manis dilaporkan mengandung antioksidan cukup tinggi.

Antioksidan sendiri dapat memberi banyak manfaat untuk tubuh, seperti:

Mengurangi kerusakan dalam tubuh akibat radikal bebas

Mencegah penuaan dini

Baca Juga: Cuma Rutin Kunyah Daun Kemangi, Ternyata Bisa Jauhkan dari Dokter dan Cegah Penyakit Mematikan Berikut Ini, Mau Coba?

Mencegah stres oksidatif

Mampu mengontrol pembentukan oksida nitrat yang bisa menimbulkan gangguan otak, penyakit kanker, dan penyakit serius lainnya

Sedangkan, salah satu khasiat dari fenugreek adalah bijinya yang tinggi serat larut.

Zat gizi ini dapat membantu mencegah lonjakan gula darah dengan memperlambat pencernaan dan penyerapan karbohidrat.

Analisis dari 10 penelitian menemukan bahwa klabet secara signifikan mengurangi gula darah dua jam setelah makan.

11. Hindari stres dan cukup tidur

Jika benar-benar ingin mengurangi lonjakan gula darah, seseorang juga harus mempertimbangkan faktor gaya hidup yang dapat memengaruhi gula darah ini. Apa saja?

-Stres

Stres dapat berdampak negatif pada kesehatan dalam beberapa cara, seperti menyebabkan sakit kepala, tekanan darah meningkat, dan kecemasan.

Stres juga telah terbukti dapat memengaruhi gula darah. Saat tingkat stres meningkat, tubuh melepaskan hormon tertentu.

Baca Juga: Perhatian untuk Penderita Diabetes, Ini Rutinitas Pagi yang Perlu Dilakukan, Jangan Sampai Terlewatkan

Efeknya adalah melepaskan energi yang tersimpan dalam bentuk gula ke aliran darah untuk respons melawan-atau-lari .

Sebuah studi terhadap 241 pekerja Italia menemukan peningkatan stres terkait pekerjaan secara langsung terkait dengan peningkatan kadar gula darah.

Mengatasi stres secara aktif juga bermanfaat bagi gula darah.

Dalam sebuah penelitian terhadap siswa keperawatan, latihan yoga ditemukan dapat mengurangi stres dan lonjakan gula darah setelah makan.

-Kurang maupun kelebihan tidur

Baik terlalu sedikit dan terlalu banyak tidur telah dikaitkan dengan kontrol gula darah yang buruk.

Bahkan mengalami satu atau dua malam yang buruk dapat memengaruhi kadar gula darah seseorang.

Sebuah penelitian terhadap sembilan orang sehat menunjukkan bahwa tidur terlalu sedikit, atau hanya selama 4 jam, meningkatkan resistensi insulin dan kadar gula darah.

Dengan tidur, kualitas sama pentingnya dengan kuantitas. Sebuah studi menemukan tingkat tidur terdalam (NREM) menjadi yang paling penting dalam hal mengendalikan gula darah.

Baca Juga: Nomor 2 Jadi Andalan Anak Kos, Inilah 3 Makanan yang 'Haram' Dikonsumsi Bareng Nasi Putih, Bahaya Banget!

Konsumsi alkohol Minuman beralkohol sering kali mengandung banyak gula tambahan.

Gula dalam minuman beralkohol akan menyebabkan lonjakan gula darah dengan cara yang sama seperti gula tambahan dalam makanan.

Kebanyakan minuman beralkohol juga memiliki sedikit atau bahkan tidak ada nilai gizi sama sekali.

Selain itu, seiring waktu, minum alkohol dalam jumlah banyak dapat menurunkan efektivitas insulin, yang menyebabkan gula darah tinggi dan akhirnya dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

Jadi, akan lebih baik siapa saja mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol demi mencegah gula darah melonjak. ((Irawan Sapto Adhi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "11 Cara Mencegah Gula Darah Melonjak Demi Kesehatan"

Baca Juga: Coba Minum Air Rebusan Daun Bidara yang Dipercaya Ampuh Obati Sihir Ini, Rupanya Punya Manfaat Ajaib untuk Tubuh, Salah Satunya Turunkan Kolesterol!

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait