Setelah pecah tragedi Kuil Emas, intelijen memindahtugaskan keduanya karena dikhawatirkan mereka akan menjadi musuh dalam selimut. Tapi Beant Singh merengek-rengek kepada Indira agar ia dipekerjakan kembali.
Indira mengabulkannya dengan alasan, "Apakah saya harus menghukum dia hanya karena dia seorang Sikh?"
Baca juga: Menyibak Tabir Misteri Suku Yahudi yang Hilang di India
Indira sama sekali tidak sadar bahwa itu adalah keputusan paling fatal yang pernah ia buat. Pada 31 Oktober 1984, saat Indira keluar dari rumah menuju kantornya, Beant Singh dan Satwant Singh menghujaninya dengan peluru dari senapan otomatis.
Sebuah pembunuhan yang sangat kejam. Bahkan ketika Indira sudah roboh bersimbah darah, Satwant Singh masih juga menghujaninya dengan peluru.
Tak punya pilihan
Kematian Indira ini langsung memicu amuk massa terhadap kaum Sikh di seluruh India. Di hari yang sama, sorenya, Rajiv Gandhi, putra Indira, dilantik menjadi perdana menteri menggantikan ibunya yang baru saja meninggal.
Persis seperti yang terjadi pada Bilawal Bhutto Zardari ketika Benazir meninggal. Rajiv pun semula tidak begitu tertarik menjadi politikus. Sebelumnya ia adalah seorang penerbang jagoan.
Empat tahun sebelum Indira dibunuh, Sanjay Gandhi, saudara Rajiv, juga meninggal di dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang pada 25 Juni 1980. Tapi penyebab kecelakaan ini masih belum jelas, apakah berkaitan dengan politik atau sekadar kecelakaan.
Baca juga: Menilik Teori Peluru Tunggal dalam Pembunuhan John F. Kennedy
Tragedi pembunuhan justru terjadi kembali pada Rajiv Gandhi pada 21 Mei 1991. Kali ini peristiwa pembunuhan atas Rajiv seperti yang terjadi pada Mahatma Gandhi. Saat itu, ia sedang berkampanye di Sriperumbudur, Negara Bagian Tamil Nadu.
Saat berada di depan kerumunan pendukungnya, seorang perempuan maju menghampirinya. Begitu berada di depan Rajiv, perempuan itu membungkukkan badannya memberi hormat.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR