Saat Portugis Datang ke Maluku 1512, Bagaimana Sikap Dua Kerajaan Islam yang Ada di Sana ?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Sikap dua kerajaan Islam di sana saat Portugis datang di maluku pada tahun 1512, ada dua kerajaan Islam yang ada di sana.
Ilustrasi - Sikap dua kerajaan Islam di sana saat Portugis datang di maluku pada tahun 1512, ada dua kerajaan Islam yang ada di sana.

Intisari-online.com - Pada tahun 1512, kedatangan Portugis di Maluku menandai babak baru dalam sejarah Kepulauan Rempah-rempah.

Dua kerajaan Islam utama di Maluku, Ternate dan Tidore, awalnya menyambut baik Portugis dengan harapan menjalin kerjasama perdagangan.

Namun, seiring waktu, niat Portugis untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dan menyebarkan agama Katolik memicu perlawanan sengit dari kedua kerajaan tersebut.

Pada saat Portugis datang di maluku pada tahun 1512, ada dua kerajaan Islam yang ada di sana bagaimana sikapnya?

Kerjasama Awal dengan Ternate

Kerajaan Ternate, di bawah kepemimpinan Sultan Bayanullah, membuka pintu bagi Portugis untuk membangun benteng di Ternate.

Kerjasama ini didasari oleh beberapa faktor, seperti:

Keinginan Ternate untuk memperkuat diri melawan kerajaan Tidore, yang saat itu merupakan rival utama mereka.

Harapan Ternate untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dari perdagangan dengan Portugis.

Ketidaktahuan Ternate tentang ambisi Portugis yang sebenarnya.

Perpecahan dan Perlawanan

Baca Juga: Seperti Apa Pengaruh Islam dalam Bidang Kesenian yang Mempercepat Proses Islamisasi di Kerajaan Demak?

Namun, kerjasama ini tidak berlangsung lama.

Portugis mulai menunjukkan sifat kolonialisnya dengan memaksakan perdagangan rempah-rempah hanya melalui mereka dan mengintervensi urusan internal Ternate.

Hal ini memicu ketegangan dan perlawanan dari rakyat Ternate.

Pada tahun 1521, Sultan Hairun naik tahta di Ternate dan mulai menentang dominasi Portugis.

Perang terbuka meletus antara Ternate dan Portugis, dengan Ternate dibantu oleh kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Maluku dan Sulawesi.

Perang ini berlangsung selama beberapa dekade dan memakan banyak korban jiwa.

Tidore dan Politik Keseimbangan

Sementara itu, Tidore mengambil sikap yang lebih diplomatis.

Mereka menjalin kerjasama dengan Portugis untuk melawan Ternate, namun juga menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya untuk menjaga keseimbangan kekuatan.

Sikap Tidore ini didasari oleh beberapa faktor, seperti:

Keinginan Tidore untuk melemahkan Ternate dan menjadi kekuatan utama di Maluku.

Baca Juga: Berikut Ini Penjelasan Peran Kerajaan Majapahit Bagi Kehidupan Berbangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kekhawatiran Tidore terhadap ambisi Portugis, namun juga keinginan untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan rempah-rempah.

Kesimpulan

Kedatangan Portugis di Maluku membawa dampak yang signifikan bagi dua kerajaan Islam utama di sana.

Ternate dan Tidore awalnya menyambut baik Portugis, namun kemudian harus melawan dominasi dan ambisi kolonialis mereka.

Perjuangan kedua kerajaan ini menjadi bagian penting dalam sejarah perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan.

Demikianlah sikap dua kerajaan Islam di sana saat Portugis datang di maluku pada tahun 1512, ada dua kerajaan Islam yang ada di sana.

Artikel Terkait