Bunuh Pemimpin Belanda Dalam Pertempuran Satu Lawan Satu, Bagaimana Peran Malahayati Sebagai Tokoh Sejarah Lokal?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Artikel ini akan membahas tentang bagaimana peran Malahayati sebagai tokoh sejarah lokal, semoga bermanfaat.
Artikel ini akan membahas tentang bagaimana peran Malahayati sebagai tokoh sejarah lokal, semoga bermanfaat.

Intisari-Online.com -Dalam khasanah kepahlawan nasional perempuan di Indonesia, barangkali namanya tak sementareng sosok-sosok lainnya.

Dialah Laksamana Malahayati, laksamana laut perempuan pertama di Nusantara.

Artikel ini akan membahas tentang bagaimana peran Malahayati sebagai tokoh sejarah lokal, semoga bermanfaat.

Belum lama Malahayati mendapat gelar pahlawan nasional.

Baru pada 2017 lalu.

Perempuan bernama asli Keumalahayati itu merupakan salah satu perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh.

Dalam berbagai catatan sejarah, Malahayati dikenal sebagai laksamana laut perempuan pertama di Indonesia.

Dia adalah panglima perang Kesultanan Aceh yang tesohor.

Berkat keberaniannya melawan armada angkatan laut Belanda dan Portugis pada abad ke-16 M.

Dia melawan musuh-musuhnya menggunakan senjata rencong.

Bagi para pencinta sejarah, terutama yang tertarik dengan awal mula kedatangan Belanda ke Nusantara, pasti tidak asing dengan nama Cornelis de Houtman.

Nah,Malahayati adalah orang yang membunuh Cornelis de Houtman.

Cornelis tewas dalampertempuran satu lawan satu di geladak kapal pada peperangan Inong Balee pada 11 September 1599.

Keberanian dan daya juang Malahayati memang tidak lepas dari sosok keluarganya yang merupakan bangsawan Aceh.

Kakeknya bernama Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh pada 1530-1539.

Sedangkan ayahnya, Mahmud Syah merupakan laksamana angkatan laut.

Jadi jangan heran bila Malahayati mewarisi semangat juang dan kecintaan terhadap angkatan laut.

Malahayati bertemu suaminya, Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief, saat ia mengenyam pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis.

Tapi suami Malahayati gugur saat bertempur melawan pasukan Portugis.

Dari situ, dia bertekad untuk membentuk pasukan bernama Inong Balee yang terdiri dari para janda yang suaminya gugur dalam peperangan.

Pasukan Inong Balee pernah membangun benteng setinggi 100 meter dari permukaan laut yang menghadap langsung ke laut.

Selain itu, pasukan Inong Balee juga memiliki pangkalan militer di Teluk Lamreh Krueng Jaya.

Perjuangan Laksamana Malahayati melawan penjajah harus terhenti sekitar tahun 1606.

Dia gugur saat bertempur melawan pasukan portugis di Perairan Selat Melaka.

Jasad Malahayati dimakamkan di lereng Bukut Lamkuta, Banda Aceh.

Itulah artikel yang membahas tentangbagaimana peran Malahayati sebagai tokoh sejarah lokal, semoga bermanfaat.

Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News

Artikel Terkait