Inilah Komoditas Rempah Yang Memiliki Kegunaan Selain Untuk Penghilang Bau Amis Pada Masakan Melawan Kuman Di Mulut

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Salah satu komoditas rempah yang memiliki kegunaan selain untuk penghilang bau amis pada masakan dan memiliki sifat anti-inflamasi dan antibakteri yang bermanfaat untuk menenangkan pembengkakan dan melawan kuman di mulut adalah jahe.
Salah satu komoditas rempah yang memiliki kegunaan selain untuk penghilang bau amis pada masakan dan memiliki sifat anti-inflamasi dan antibakteri yang bermanfaat untuk menenangkan pembengkakan dan melawan kuman di mulut adalah jahe.

Intisari-Online.com -Rempah-rempah Nusantara benar-benar membuat mata bangsa-bangsa Eropa langsung hijau.

Dari situlah kemudian lahir kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.

Salah satu komoditas rempah yang memiliki kegunaan selain untuk penghilang bau amis pada masakan dan memiliki sifat anti-inflamasi dan antibakteri yang bermanfaat untuk menenangkan pembengkakan dan melawan kuman di mulut adalah jahe.

Di luar itu, menarik untuk menyimak bagaimana bangsa-bangsa Eropa begitu terpesona dengan rempah-rempah Nusantara.

Tak bisa dipungkiri, rempah-rempah adalah alasan bangsa-bangsa Eropa, dari Spanyol, Portugis, Inggris, hingga Belanda, datang ke Indonesia.

Kedatangan mereka berambisi untuk berburu dan menguasai rempah-rempah dengan menjajah Nusantara.

Karena rempah-rempah yang dimiliki Indonesia sangat melimpah, ada diberbagai wilayah.

Bahkan menjadi komoditas dengan nilai jual tinggi atau mahal pada waktu itu.

Rempah-rempah juga memiliki manfaat untuk pengobatan dan kesehatan.

Sekitar 1390, setiap tahunnya, cengkeh yang masuk ke Eropa mencapai sekitar 6 metrik ton dan buah pala sekitar 1,5 metrik ton.

Bangsa Eropa yang pertama datang ke Nusantara, yakni Portugis.

Disusul kemudian oleh Spanyol dan Belanda yang datang ke Indonesia sebagai pedagang.

Jangan lupakan juga Inggris yang meskipun tak lama.

Belanda kemudian membentuk Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau persekutuan dagang Belanda.

VOC lalu menguasai Indonesia dalam waktu yang cukup lama.

Pada 1511, setelah menguasai bandar Malaka, Portugis yang dipimpin olehFransisco Serrau bertolak menuju pusat produksi rempah-rempah Nusantara di Maluku.

Kedatangan bangsa Portugis rupanya menarik perhatian Sultan Ternate saat itu, Abu Lais.

Sultan Ternate menawarkan pendirian benteng di Ternate dengan imbalan produksi cengkeh sepenuhnya akan dijual kepada Portugis.

Adanya tawaran tersebut membuat Portugis menyepakati kerjasama.

Inilah awal mula periode kolonialisme di Indonesia.

Dimulai dari ambisi penguasaan dagang rampah-rempah yang melimpah di Nusantara oleh bangsa-bangsa Eropa.

Dikutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), Kerajaan Ternate dan Tidore cepat berkembang berkat hasil rempah-rempah yang dimilikinya terutama cengkeh.

Awalnya Kerajaan Ternate dan Tidore hidup berdampingan secara damai.

Tapi kedamaian itu tidak berlangsung lama, apalagi setelah datangnya bangsa Portugis dan Spanyol.

Mereka datang mengadu domba, akibatnya kedua kerajaan tersebut pecah dan saling bersaing.

Portugis datang ke Maluku dengan menjadikan Ternate sebagai sekutunya.

Sementara Spanyol datang ke Maluku pada 1521 dengan menjadikan Tidore sebagai sekutunya.

Kedatangan mereka tidak hanya melakukan monopoli perdagangan tapi juga ikut campur dalam pemerintahan dalam negeri.

Persaingan Portugis dan Spanyol untuk menguasai Maluku akhirnya mendorong kedua bangsa tersebut untuk menyelesaikan konflik.

Mereka kemudian mengadakan perjanjian Saragosa pada 1529.

Hasil perjanjian, bangsa Spanyol harus meninggalkan Maluku dan akhirnya menguasai Filipina.

Sementara bangsa Portugis tetap melakukan perdagangan di Maluku.

Kemudian pada 1641 datang pedagang Belanda dan membentuk VOC setelah Portugis kalah.

Periode tersebut muncul monopoli pada komoditas pala pada 1621, selanjutnya pada 1650 cengkeh juga dikenakan monopoli.

VOC menjadi perusahaan swasta paling kaya di sepanjang zaman dalam menerapkan kebijakan monopoli.

Bahkan melakukan tanam paksa yang mengubah warna perdagangan dunia.

Setidaknya ada tujuh jenis rempah-rempah yang menjadi kekayaan Indonesia, yakni lada, kayu manis, pala, vanila, cengkeh, kunyit, dan jahe.

Lada

Di Indonesia tanaman lada banyak tersebar di Aceh, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan.

Juga Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada 2016, lada menjadi komoditas rempah utama Indonesia.

Cengkeh

Cengkih merupakana tanaman asli Indonesia dari Kepulauan Maluku.

Cengkih pernah menjadi rempah populer dan mahal di masa awal ekspansi Portugis.

Ketika itu harganya setara dengan harga emas.

Di Indonesia cengkih ada disejumlah wilayah, yakni Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku.

Kemudian ada di NTT, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, dan DIY.

Kayu manis

Kayu manis merupakan rempah yang memiliki aroma harus dan rasanya yang khas.

Karena itulahkayu manis biasa dipakai sebagai pelengkap kue atau minuman.

Kayu manis tersebar di sejumlah wilayah, yakni Jambi, Sumatera Barat dan DIY.

Pada 2016, kayu manis menjadi komoditas besar kedua setelah lada.

Pala

Pala merupakan tanaman khas Banda dan Maluku.

Tapi penyebarannya di sejumlah wilayah, yakni Bengkulu, Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara.

Selain berfungsi sebagai rempah-rempah, pala juga menjadi komoditas penghasil minta atsiri.

Pada 2016, menjadi komoditas terbesar ketiga.

Vanila

Sebenarnya vanila merupakan rempah bukan khas Indonesia tapi Meksiko.

Tapi di Indonesia banyak dibudidayakan di sejumlah wilayah, seperti Jawa Timur, Lampung, NTT, Jawa Tengah, Jawa Tengah, dan DIY.

Jahe

Jahe menjadi salah satu komoditas rempah unggulan Indonesia.

Jahe memiliki khasiat bagi kesehatan terutama digunakan sebagai bahan obat herbal.

Kunyit

Kunyit merupakan tanaman yang dipakai untuk pengobatan.

Di Asia Tenggara, kunyit tidak hanya digunakan untuk bumbu utama tetapi juga sebagai komponen upacara religius.

Begitulah:

Salah satu komoditas rempah yang memiliki kegunaan selain untuk penghilang bau amis pada masakan dan memiliki sifat anti-inflamasi dan antibakteri yang bermanfaat untuk menenangkan pembengkakan dan melawan kuman di mulut adalah jahe.

Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News

Artikel Terkait