Kehidupan Ekonomi Kerajaan Ternate, Magnet Bangsa-bangsa Asing

Ade S

Editor

Istana Kesultanan Ternate. Kisah rempah-rempah Ternate memikat dunia. Artikel ini mengupas kehidupan ekonomi Kerajaan Ternate dan daya tariknya bagi bangsa-bangsa asing.
Istana Kesultanan Ternate. Kisah rempah-rempah Ternate memikat dunia. Artikel ini mengupas kehidupan ekonomi Kerajaan Ternate dan daya tariknya bagi bangsa-bangsa asing.

Intisari-Online.com - Di antara gugusan pulau Maluku, Kesultanan Ternate berdiri kokoh, mengukir sejarah panjang sejak abad ke-13.

Kejayaan maritim dan perdagangan rempah-rempahnya tak luput dari perhatian, menjadikannya magnet bagi bangsa-bangsa asing.

Rempah-rempah seperti cengkeh dan pala menjadi komoditas utama yang menopang kehidupan ekonomi Kerajaan Ternate.

Bagaimana rempah-rempah mengantarkan Kesultanan Ternate pada kejayaannya?

Bagaimana pula pengaruhnya terhadap interaksi dengan bangsa-bangsa lain?

Artikel ini akan mengupas kehidupan ekonomi Kerajaan Ternate dan daya tariknya bagi dunia.

Sejarah Singkat Kesultanan Ternate

Berdiri kokoh di antara gugusan pulau Maluku, Kesultanan Ternate menorehkan sejarah panjang sejak abad ke-13.

Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257 M, kerajaan ini dikenal dengan nama "Kerajaan Gapi" sebelum memeluk Islam.

Melansir Kompas.com, kejayaan Kesultanan Ternate mencapai puncaknya di bawah kepemimpinan Sultan Baabullah (1570-1583 M).

Di bawah kepemimpinannya, wilayah kekuasaan Kesultanan Ternate meluas hingga ke Sulawesi, Papua, dan Filipina.

Baca Juga: Kerajaan Tidore Dan Hubungannya Yang Panas Dingin Dengan Ternate

Ekonomi Rempah-rempah dan Perdagangan yang Menggairahkan

Posisi strategis Kesultanan Ternate sebagai penghasil rempah-rempah menjadikannya magnet bagi bangsa-bangsa asing.

Rempah-rempah seperti cengkeh dan pala menjadi komoditas utama yang menarik minat para pedagang dari Jawa, Sulawesi, Persia, hingga Eropa.

Kegiatan perdagangan ini menjadi sumber pendapatan utama bagi Kesultanan Ternate.

Mayoritas rakyatnya bekerja sebagai petani dan pedagang, menopang roda ekonomi kerajaan yang terus berputar.

Persaingan dan Benteng Kolonial

Kekayaan rempah-rempah Maluku tak luput dari perebutan kekuasaan.

Kesultanan Ternate dan Tidore terlibat dalam perselisihan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah.

Situasi ini semakin memanas dengan kedatangan bangsa-bangsa Eropa, Portugis dan Spanyol.

Portugis menjalin sekutu dengan Kesultanan Ternate dan membangun Benteng Sao Paulo. Di sisi lain, Kesultanan Tidore bersekutu dengan Spanyol.

Pada tahun 1577, di bawah kepemimpinan Sultan Baabullah, Kesultanan Ternate berhasil mengalahkan dan mengusir Portugis dari Ternate.

Baca Juga: Garis Besar Isi Perjanjian Saragosa, Portugis Pun Melanggengkan Kerja Sama Dengan Kerajaan Ternate

Kisah Kesultanan Ternate merupakan perpaduan antara kejayaan maritim, perdagangan rempah-rempah, dan intrik politik.

Benteng-benteng kolonial yang masih berdiri kokoh menjadi saksi bisu sejarah panjang kerajaan ini.

Kehidupan ekonomi Kerajaan Ternate, dengan rempah-rempahnya sebagai primadona, menjadi bukti nyata bagaimana perdagangan mampu mengantarkan sebuah kerajaan pada puncak kejayaannya.

Kisah Kesultanan Ternate ini tak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi juga pelajaran berharga tentang bagaimana mengelola sumber daya alam dan menjalin hubungan internasional yang saling menguntungkan.

Baca Juga: Sosok Nanda Maulidya, Gadis Ternate Yang Gagal Jadi Paskibraka H-2 Sebelum Berangkat Padahal Sudah Dinyatakan Lolos

Artikel Terkait