Advertorial
Intisari-Online.com – Hampir semua orang masih ingat bagaimana reaksi mereka ketika mendengar berita buruk ketika Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy tertembak. Misalnya, Tina Martin, yang ketika itu baru enam tahun.
Penduduk Long Island, New York, ini langsung berlari ke toko untuk membeli bendera kecil. Dengan bendera itu di bahu ia berbaris di jalanan.
Jimmy Carter, mantan presiden AS, malah mengaku, “Untuk pertama kalinya setelah ayah saya meninggal sepuluh tahun sebelumnya, saya menangis di depan orang lain.”
Ribuan orang Kopenhagen, Denmark, keluar dari rumah dengan membawa bunga menuju Kedutaan AS. Keesokan paginya, tumpukan bunga sudah setinggi 2 meter.
(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
Sementara orang-orang penting dari seluruh dunia datang untuk memberikan penghormatan terakhir, Jackie juga sempat menulis ucapan berbelasungkawa kepada janda J.D. Tippit, polisi Dallas yang juga tewas pada hari yang sama.
Setelah itu masih bisa juga ia menyanyikan Happy Birthday untuk John-John. Waktu itu Jackie ditemani Bobby dan Teddy.
Mungkin si kecil yang baru berulang tahun ketiga itu tak mengerti mengapa mereka menyanyi dengan berlinangan air mata.
Lokasi makam JFK ada di puncak bukit dengan pandangan bebas ke arah Kota Washington. Seorang insinyur semalam suntuk mendesain konstruksi obor abadi yang diminta Jackie.
Ia juga minta dibuatkan patung kuda hitam tanpa penunggang, seperti di makam Lincoln.
Upacara pemakaman pada tanggal 25 November 1963 itu dihadiri oleh wakil-wakil dari sembilan puluh negara. Boleh dikata seluruh dunia dapat merasakan kesedihan rakyat Amerika saat itu.
Namun, Ny. Kennedy sendiri benar-benar menunjukkan ketabahan yang luar biasa. John-John bahkan memberikan salut militer untuk terakhir kalinya bagi sang bapak.
(Baca juga:John F. Kennedy, Pahlawan Perang yang Nyaris Tewas di Lautan Setelah Dihantam Kapal Perang Jepang)
Giliran Oswald
Lee Harvey Oswald ditangkap tak berapa lama setelah peristiwa tragis yang menimpa JFK.
Setelah diinterogasi selama dua hari, ia tetap ngotot membantah tuduhan telah membunuh presiden AS dan J.D. Tippit.
Padahal menurut pihak polisi Dallas, bukti-buktinya amat kuat. Senjata pembunuh belepotan dengan sidik jarinya dan senjata itu memang dibeli oleh Oswald lewat pos.
Pada hari Minggu, tanggal 24 November, Oswald akan dipindahkan dari penjara kota ke penjara daerah. Ketika ia sedang digiring ke mobil, tiba-tiba Jack Ruby (pemilik kelab malam di Dallas) maju dan “dor!” Oswald jatuh.
Peristiwa itu disaksikan oleh pemirsa televisi seluruh AS. Oswald dilarikan ke rumah sakit yang sama dengan rumah sakit JFK.
Empat puluh delapan jam setelah Kennedy meninggal, Lee H. Oswald pun menyusul ke alam baka.
(Baca juga:Dokumen Rahasia Pembunuhan John F. Kennedy Akhirnya Dirilis, Beberapa Diblokir Donald Trump)
Sebuah komisi yang dipimpin Earl Warren segera mengambil tindakan menyelidiki. Kesimpulannya, Oswald bertindak sendiri.
Namun, banyak yang meragukan kesimpulan itu.
Di tahun 1970-an komite lain dari DPR AS mengadakan penyidikan lagi. Kali ini ada kesimpulan dari ahli-ahli akustik, bahwa tembakan berasal dari dua arah di sepanjang jalur konvoi pada saat yang hampir bersamaan.
Pada tahun 1978 komite itu mengeluarkan kesimpulan: "Pembunuhan atas Presiden Kennedy mungkin hasil persekongkolan." Namun, tidak berarti perdebatan telah berakhir.
(Simak cerita sebelumnya:Apakah John F. Kennedy Sudah Mempunyai Firasat Atas Kematiannya?)
(Pernah dimuat di Majalah Intisari edisi November 1988)