Hasil evaluasi Kantor Seksi Penyelidikan Gunung Merapi, Direktorat Vulkanologi, merekomendasikan 11 dusun yang sedikitnya dihuni 3.000 warga dinyatakan tertutup, tidak boleh dihuni.
Enam dusun berada di selatan Gunung Turgo, dan 5 dusun lagi terletak di sisi timur Plawangan, termasuk Kinahrejo.
"Kesebelas dusun itu sangat dekat dengan puncak Merapi, sekitar 5 km, dan mudah dijangkau awan panas atau guguran kubah lava. Jadi ya harus dikosongkan, tidak boleh dihuni," jelas Dr. R. Sukhyar, Kasubdit Analisis Gunung Api (Bandung), yang ikut terjun menangani masalah ini.
"Saya tak bermaksud menolak transmigrasi yang diprogramkan pemerintah. Tapi masalahnya, kalau semua warga di sini dipindahkan secara bedol desa, lalu bagaimana dengan keberlangsungan tradisi labuhan ke Gunung Merapi," ujar R. Ng. Suraksaharga alias Marijan.
Bagi penduduk Kinahrejo, khususnya Marijan selaku pimpinan ritual upacara sekaligus penerjemah antara dunia gaib dan nyata, transmigrasi dirasakan sebagai beban psikologis.
"Kami punya tanggung jawab melestarikan upacara labuhan demi keselamatan rakyat," ujarnya. "Eyang Merapi bisa marah besar kalau kita melalaikan sesaji."
Penghormatan penduduk lereng Merapi terhadap gunung yang nampak berlebihan ini, menurut Sukarto K. Atmodjo, merupakan perkembangan dari konsep lama warisan pendahulu mereka.
Sejak zaman megalitik gunung itu dianggap suci dan dipuja-puja karena dipercaya sebagai tempat tinggal roh leluhur.
Suatu peringatan
Lepas dari itu, mitos dengan berbagai varian dan versinya, dengan pengurangan atau penambahan di sana-sini sejalan dengan perkembangan zaman, agaknya tak harus cepat-cepat dituduh sebagai sesuatu yang mengandung muatan mistik, gaib, atau takhayul.
"Mitos adalah bahasa simbol yang hanya dapat dijabarkan melalui pemahaman sesuai dengan waktu dan ruang di mana mitos itu lahir," ujar Manu, seorang pakar sastra Jawa yang juga abdi dalem Keraton Yogyakarta.
la mengambil contoh, tentang makhluk-makhluk halus penunggu Merapi ada yang menyimbolkannya berupa makhluk raksasa.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR