Laporan cuaca di Kakap menunjukkan baik. Awan menutup 5/8 bagian dan tingginya 1.000 kaki.
Hampir celaka
Mendarat di helipad seluas setengah lapangan tenis di kapal yang bergerak turun-naik cukup sulit.
Di malam hari kemampuan diafragma mata kita menyesuaikan dengan cahaya luar menurun sehingga mengurangi kemampuan memperkirakan ketinggian dan kecepatan mendekati helipad. Batas pandangan akan berubah jadi minim sekali.
Baca Juga : Bak Film Action, Penjahat Ini Kabur dari Penjara Lalu Dijemput Helikopter
Pilot helikopter sangat mengandalkan kemampuan visual ketika approach. Instrumen-instrumen pembantu tidak akurat lagi pada kecepatan rendah. Kalau saja masih hujan, kami pasti mengurungkan rencana.
Ternyata, semakin dekat ke Kakap makin berkurang hujannya. Sepuluh menit sebelum sampai di Kakap, kami terbang lebih rendah dari 4.500 kaki.
Operator radio memberitahukan arah dan kecepatan angin. Juga pitch and roll (derajat goyang-goyangnya kapal) serta tinggi-rendahnya naik turun kapal atau helipadnya.
Kami bersiap-siap mendarat. Kapten Eko membacakan landing check list dan mengecek instrumen.
Saya kemudian mem-briefing Kapten Eko, memberitahukan rencana pendaratan dan antisipasi bila terjadi masalah dalam pendaratan.
Roda-roda dan lampu pendarat sudah siap. Emergency float (pelampung darurat) juga kami siapkan.
Beberapa menit kemudian kami sudah nemplok dengan mulus di atas kapal bergoyang itu. Naik-turunnya tidak begitu terasa karena kapalnya sarat muatan.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR