Baca Juga : (Video) Dari Sewa Helikopter hingga Stadion Olahraga, Benarkah Ini Lamaran Paling Rumit yang Pernah Ada?
Di atas kapal ini heli mengisi bahan bakar penuh meski yang kami perlukan cuma untuk 2 jam terbang.
Dengan bahan bakar penuh, kami bisa bertahan sampai 3 1/2 jam di udara.
Siapa tahu cuaca memaksa kami untuk berlama-lama di udara sebelum sampai di Singapura. Kami segera lepas landas ke WD Kent, perlu lagi ±7 menit penerbangan.
Nyala api besardari pembakaran gas di anjungan itu menerangi helipad dan daerah sekitar. Approach ke helipadnya mudah.
Tapi, ketika akan menyentuh helipad dari posisi mengambang, kami hampir celaka.
Tiba-tiba helipad mendadak naik, seperti terangkat ke atas. Hampir saja menghantam roda-roda pendarat helikopter. Dengan gerak refleks, saya mengangkat dan mengambangkan heli lebih tinggi.
Baca Juga : Tidak Mau Macet? Naik Saja Helikopter! Jakarta-Cikarang Hanya 15 Menit Tapi Biayanya Rp1,5 Juta
Beruntung tongkang tempat helipad berada sangat terang, sehingga saya bisa mengamati gerakan helipad. Pada saat yang tepat saya mendarat secepatnya,
Di helipad ini kami menunggu agak lama. Meski harus melewati tangga yang terjal dan sempit, akhirnya pasien bisa ditempatkan dengan baik di dalam helikopter bersama alat-alat infus dan oksigen maskernya. Seorang dokter ikut menemaninya.
Seperti layang-layang putus tali
Kami segera lepas Jandas dan naik ke 4.000 kaki. Jam menunjukkan pkl. 01.15. Kapten Eko bertindak sebagai flying pilot dan saya sebagai non flying pilot.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR