Data lain menunjukkan bahwa di lokasi terseut juga terdapat pendarmaan Mahesa Cempaka, salah satu pembesar Kerajaan Singasari yang merupakan leluhur Kerajana Majapahit.
Mahesa Cempaka hidup saat Kerajana Singasari dipimpin oleh Raja Wisnuwardhana.
“Yang menarik di situ adalah, pada sektor ABC, dugaan di sana mungkin juga dilengkapi dengan bangunan candi. Kalau menurut sumber tekstual, tempat pendarmaan dari suatu leluhur Majapahit di masa Tumapel (Singasari) yaitu Mahesa Cempaka,” kata dia.
“Ini adalah suatu dugaan yang didukung oleh data. Maka ini perlu kajian lebih lanjut. Masih melakukan upaya sitesis antara data di lapangan, penyesuaian peta berdasarkan data teks,” ujar dia.
Temuan Situs Kumitir juga memperkuat hipotesa dari salah satu profesor asal Singapura yang menyebut, permukiman di masa Kerajaan Majapahit berbentuk klaster.
“Jadi didukung dengan data ini. Dengan model klaster, di dalamnya ada banyak rumah dengan fasilitas umum dilengkapi dengan pengamanan berupa dinding atau tembok keliling,” kata dia.
Permukiman itu juga diperkirakan merupakan istana Bhre Wengker yang merupakan menantu Raden Wijaya, pendiri sekaligus raja pertama Majapahit.
“Ini sekarang kemungkinan adalah istana untuk Bhre Wenger atau Batara I Wangka. Menantu dari Raja Majapahit yang pertama, Raden Wijaya,” ujar Ismail.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR