Intisari-online.com - Letusan Gunung Semeru yang terjadi beberapa waktu lalu membawa dampak yang cukup mengerikan.
Hal ini membuat beberapa warga sekitar terpaksa mengungsi, dan meninggalkan kampung halamannya.
Masalah mengenai letusan gunung api memang bukan hal baru di Indonesia.
Apalagi lokasi Indonesia yang berada di wilayah ring of fire, lingkarang api yang menunjukkan lokasi Indonesia dipenuhi dengan gunung berapi aktif.
Baca Juga: Sering Kita Lihat, Tahukah Kamu Apa Makna Semboyan Bhinneka Tunggal Ika?
Selain itu, masalah yang ditimbulkan gunung api telah muncul sejak zaman kerajaan kuno.
Misalnya pada zaman Majapahit letusan gunung telah menjadi momok mengerikan bagi masyarakt kuno masa itu.
Salah satu gunung yang cukup ditakuti pada masa Majapahit adalah Gunung Kelud yang membuat kerajaan itu kehilangan sisa-sisa peradabannya.
Endapan lumpur dari lahar Gunung Kelud dari ratusan tahun lalu menjangkau 40 km wilayah di sekitarnya.
Tanah yang subur berubah menjadi tandus.
Serta beberapa Candi sarana, kota pemukiman, dan semua sisa-sisa peradaban Majapahit terkubur.
Hal ini membuat peradaban Majapahit di Timur laut Kelud, mengalami kerugian.
Sisa peradaban Majapahit yang hancur akibat letusan gunung Kelud, ditemukan di situs kedaton Jombang, Sumberbeji di Jombang, dan Kumitir di Trowulan.
Menurut catatan Serat Pararaton, letusan gunung Kelud terjadi berkali-kali.
Catatan kuno yang ditulis pada masa akhir Majapahit itu mengungkapkan beberapa waktu Gunung Kelud meletus.
Di antaranya pada 1233 saka (1311 M), 1317 saka (1395 M), 1343 saka (1421 M), 1373 saka (1451 M), 1348 saka (1462 M), dan 1403 saka (1481 M).
Lalu muncul bencana lain seperti gemuruh lahar, dan munculnya gunung baru.
Sejarah aktivitas gunung Kelud sejak abad ke-10 membuat Majapahit ketar-ketir.
Endapan batu vulkanik menghancurkan dan melenyapkan sisa-sisa kerajaan Majapahit.
Misalnya seperti di Gunung Pedot, Bambingan, Sepawon, Candi Tondowongso, yang lokasi di barat laut gunung Kelud.
Tak hanya itu, aktivitas letusan gunung Kelud, membuat petani tak bisa menggunakan lahannya akibat kekeringan.
Bencana terus menerus ini membawa Majapahit mengalami kemunduran.
Semua fasilitas tertimbun endapan piroklastika dan lahar, melumpuhkan sendi kehidupan masyarakat dan kerajaan.
Endapan lapiran tanah serupa juga ditemukan di wilayah selatan Trowulan, di situs Kumitis, Tikus, Grogol.