Terbongkar Sekarang, Ternyata Ini Alasan Mengapa Jepang Menyerang Indonesia

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Ada beberapa alasan mengapa Jepang menyerang Indonesia yang ketika itu dikuasai Belanda. Kekayaan hasil bumi di antaranya (Koleksi Tropen Museum/Wikimedia Commons)
Ada beberapa alasan mengapa Jepang menyerang Indonesia yang ketika itu dikuasai Belanda. Kekayaan hasil bumi di antaranya (Koleksi Tropen Museum/Wikimedia Commons)

Artikel ini tentang alasanmengapa Jepang menyerang Indonesia yang ketika itu dikuasai oleh Belanda. Semoga bermanfaat.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Setelah lama menjadi negara tertutup, Jepang tiba-tiba bangun tidur. Negara kepulauan ini melakukan ekspansi ke berbagai negara, termasuk menyerang Indonesia.

Ternyata ini alasan mengapa Jepang menyerang Indonesia yang ketika itu dikuasai oleh Belanda.

Semua bermula ketika Jepang menyerang pangkalan utama Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, Hawaii, pada7 Desember 1941. Dengan begitu, Jepang mudah saja menguasai kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Bagaimana Pemerintahan Jepang di Indonesia yang Cuma Seumur Jagung?

Pada 10 Januari 1942, Jepang memasuki wilayah Indonesia dan merebutnya dari Belanda dalam waktu kurang dari dua bulan. Dan pada 8 Maret 1942, Jepang secara resmi memulai pendudukannya atas Indonesia setelah Belanda menyerah dan mau menandatangani Perjanjian Kalijati di Subang, Jawa Barat.

Kenapa Jepang menyerang dan menguasai Indonesia?

Alasan utama Jepang menginvasi Indonesia adalah mendapatkan sumber daya alam bahan industri perang, terutama minyak bumi, timah, dan alumunium, yang menjadi bahan baku utama menghadapi Perang Asia Timur Raya.

Sebelum Jepang mengobarkan Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik dengan menyerang Pearl Harbor, hubungan negara ini dengan Amerika Serikat (AS) sedang tidak baik. Ketegangan dua negara terjadi akibat embargo perdagangan yang dilakukan AS terhadap Jepang.

Embargo tersebut dipicu oleh sikap agresif Jepang terhadap China, yang menginvansi Manchuria akibat depresi ekonomi yang dialami Jepang pada 1930. Salah satu tujuan Jepang menginvasi Manchuria adalah memperoleh sumber daya alam sebanyak-banyaknya, agar industrinya tetap berjalan.

Jepang juga bertanggung jawab atas Pembantaian Nanking (1937) dan kekejaman lainnya di China. Peristiwa itulah yang membuat Amerika Serikat menjatuhkan sanksi berupa embargo perdagangan, seperti ekspor pesawat terbang, minyak, besi tua, serta barang-barang kebutuhan industri.

Dengan embargo itu Amerika Serikat berharap Jepang akanmengendalikan ekspansinya. Tapi di luar dugaan, Jepang justru semakin bertekad untuk menyelesaikan masalah ekonomi dan demografinya dengan menggencarkan ekspansinya, tidak hanya ke China tetapi ke Asia Tenggara dan Pasifik.

Karena itulah Jepang menyerang pangkalan militer AS di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Dengan menghancurkan armada AS di Pasifik, AS tidak akan mampu melawan angkatan perang Jepang yang menyebar ke seluruh Asia Pasifik untuk memenuhi target ekspansinya.

Benar saja, setelah menguasai Vietnam, Laos, dan Kamboja, serta memporak-porandakan Pearl Harbor, Jepang menginvasi negara-negara Asia Tenggara lainnya, daerah dengan sumber daya alam yang sangat melimpah, yang saat itu masih dikuasai oleh bangsa Eropa.

Pada 13 Desember 1941, pasukan invasi Jepang meninggalkan Teluk Cam Ranh di perairan Indochina untuk menuju Pulau Kalimantan. Saat itu, Pulau Kalimantan dibagi menjadi dua kekuasaan, sebagian di bawah Pemerintah Hindia Belanda, dan sebagian lainnya, yaitu Kalimantan Utara, Serawak, dan Brunei, menjadi protektorat Inggris.

Tarakan, Balikpapan, Banjarmasin, Miri di Serawak, dan Seria di Brunei, merupakan wilayah-wilayah yang diketahui memiliki kekayaan minyak bumi. Kekayaan sumber daya alam itulah faktor yang mendukung Jepang melakukan invasi ke Indonesia.

Pada 11 Januari 1942, Jepang mendarat di Tarakan, yang kini masuk dalam wilayah Kalimantan Utara. Pendaratan Jepang di Tarakan bertujuan untuk menguasai sumber-sumber utama instalasi minyak.

Sebelum Jepang datang, Belanda telah menjadikan Tarakan sebagai kota penting, karena memiliki 700 sumur minyak, penyulingan minyak, dan lapangan udara. Itulah mengapa, pendudukan Jepang pada awalnya dilakukan di daerah Tarakan, bukan di Jawa, karena mereka memang membutuhkan kekayaan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan Perang Pasifik.

Pertempuran Tarakan berlangsung antara 11-12 Januari 1942, di mana sebanyak 200 orang tentara Belanda dibunuh oleh Jepang dan komandan Belanda yang ada di sana akhirnya menyerah.

Setelah menguasai Tarakan, Jepang melanjutkan serangannya ke Balikpapan, yang merupakan sumber minyak terbesar selain Tarakan. Jepang berhasil menaklukan Balikpapan pada 24 Januari 1942 dengan cara memberi ultimatum kepada komandan Belanda yang ada di sana agar tidak membumihanguskan instalasi minyak.

Tapi pihak Belanda tetap memilih cara bumi hangus, yang mengakibatkan sebanyak 80 orang tentara Belanda dibunuh di depan rakyat Indonesia.

Setelah itu, Jepang merambah wilayah lain di Kalimantan seperti Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, kemudian Palembang di Sumatera Selatan. Pendaratan Jepang di Sulawesi dan Maluku Bersamaan dengan invasi Kalimantan, Jepang juga mendaratkan pasukannya di Sulawesi dan Kepulauan Maluku.

Di Minahasa, Sulawesi Utara, Jepang mendarat di Pantai Bahu dan Wori-Manado pada 10 Januari 1942. Kedatangan Jepang diadang oleh pasukan KNIL (Koninklijk Nederlandsche Indishce Leger) atau tentara Hindia Belanda.

Namun, KNIL tidak mampu menahan serangan tentara Jepang dan banyak di antaranya yang dihukum mati. Baca juga: Taktik Kooperatif pada Masa Pendudukan Jepang Pendaratan Jepang di Jawa Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang berhasil mendarat di tiga tempat di Pulau Jawa, yaitu Banten, Indramayu, dan Bojonegoro.

Pemerintah Hindia Belanda sama sekali tidak memprediksi kedatangan Jepang di tiga wilayah tersebut, karena mereka telah mempersiapkan Jakarta sebagai tempat pertempuran terbuka. Setelah mendarat di tiga wilayah tersebut, Jepang mulai menguasai pertahanan tentara Belanda di Jawa.

Hingga akhirnya, pada 5 Maret 1942, Jepang mulai menguasai Batavia dan mendesak Belanda hingga ke Bogor. Selain tujuan utama memperoleh minyak bumi dan bahan baku perang, invasi Jepang ke Indonesia juga memiliki tujuan lain. Di antaranyauntuk memasarkan produk-produk buatan mereka dan menjadikan Indonesia sebagai pasar untuk barang-barang manufaktur Jepang.

Apa saja yang dilakukan Jepang di Indonesia?

Awalnya, kedatangan Jepang di Indonesia mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat. Jepang dianggaptelah membebaskan Nusantara dari jajahan Belanda.

Yang juga bikin bahagia, Jepang memberikan janji kemerdekaan bagi Indonesia serta berniat membantu mengusir penjajah Belanda. Dengan begitu, Jepang berhasil mengambil simpati rakyat Indonesia.

Jepang juga mengizinkan pemutaranlagu Indonesia Raya melalui radio pada awal kedatangannya. Selain itu, bendera Merah Putih juga boleh dikibarkan di samping bendera Jepang. Jepang pun membentuk berbagai organisasi dan gerakan untuk menarik simpati rakyat Indonesia.

Salah satunya adalah Gerakan Tiga A (3A), yakni Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia, dan Nippon Cahaya Asia. Meski begitu, lambat laun rakyat Indonesia pun menyadari bahwa pendudukan Jepang tidak ubahnya sebuah penjajahan yang kejam.

Jepang menduduki Indonesia selama kurang lebih 3,5 tahun. Walau singkat, Jepang telah memberikan banyak dampakbagi kehidupan rakyat pribumi. Dampak itu, ada yang positif, ada yang negatif tentu saja.

Bagaimanapun juga, Jepang dikenal sebagai penjajah yang kejam karena melaksanakan kerja paksa atau romusha, menyiksa, serta membuat rakyat Indonesia kelaparan dan sengsara. Meski begitu, ada juga dampak positif dari pendudukan Jepang di Indonesia.

Dampak positif:

1. Diperbolehkannya pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

2. Didirikannya kumiyai, yakni badan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat.

3. Sistem kumiyai kemudian berkembang menjadi koperasi yang diterapkan di Indonesia hingga kini.

4. Menghapus sistem sekolah berdasarkan kelas sosial, kemudian menetapkan jenjang sekolah yang setara untuk semua kalangan dengan 12 tingkatan.

5. Membentuk sistem sosial bernama tonarigumi yang kini kita kenal sebagai rukun tetangga (RT).

6. Mengenalkan line system pada pertanian yang lebih efisien dan tinggi produksinya.

7. Dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) untuk memenuhi janji kemerdekaan bagi Indonesia.

8. Memberi latihan kemiliteran dan membentuk organisasi militer serta semi militer, seperti PETA (Pembela Tanah Air) yang menjadi cikal bakal TNI.

Dampak negatif:

1. Pemerintahan Jepang yang sewenang-wenang.

2. Pengawasan ketat terhadap media berita, organisasi, dan seluruh pergerakan politik masyarakat.

3. Diterapkannya romusha yang menyengsarakan rakyat Indonesia.

4. Rakyat yang mengikuti kerja paksa juga tak jarang disiksa dengan kejam hingga meninggal dunia.

5. Perekonomian lumpuh karena Jepang menyita seluruh kekayaan Indonesia yang ditinggalkan Belanda, seperti kilang minyak, perkebunan, bank, pabrik, pertambangan, listrik, telekomunikasi, dan perusahaan transportasi.

6. Jepang menyita harta kekayaan pribadi demi kepentingan perang hingga mengakibatkan rakyat kelaparan dan hidup dalam kemiskinan.

7. Kekurangan sandang sehingga rakyat harus memakai karung goni sebagai pakaian.

8. Penyakit TBC dan kudis mewabah.

9. Banyak perempuan dipaksa menjadi jugun ianfu atau wanita penghibur bagi tentara Jepang.

Masa pendudukan Jepang di Indonesia berakhir pada 1945, seiring dengan kekalahan yang diderita Nippon dari Sekutu. Dalam kondisi yang kian terdesak di Perang Pasifik, Jepang terus berupaya menarik simpati rakyat Indonesia dengan memberikan janji kemerdekaan.

Salah satu langkah Jepang untuk memenuhi janji kemerdekaan adalah dengan membentuk BPUPKI pada 1 Maret 1945. Serangan demi serangan terus diterima Jepang dari Sekutu, hingga puncaknya bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat pada 6 dan 9 Agustus 1945.

Jatuhnya dua bom atom itu membuat kondisi Jepang semakin terpuruk. Jepang pun menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945.

Sementara itu, di Indonesia, pada 7 Agustus 1945, BPUPKI telah menyelesaikan tugasnya dan sebagai gantinya dibentuklah PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan. Kabar menyerahnya Jepang dari Sekutu pun tidak disia-siakan para tokoh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Begitulah alasanmengapa Jepang menyerang Indonesia yang ketika itu dikuasai oleh Belanda. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Bagaimana Pengaruh Pendudukan Jepang di Indonesia, Baik dan Buruknya?

Artikel Terkait