Bagaimana Pemerintahan Jepang di Indonesia yang Cuma Seumur Jagung?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Artikel ini tentang bagaimana pemerintahan Jepang di Indonesia yang cuma seumur jagung itu. Semoga bermanfaat (Wikipedia Commons)
Artikel ini tentang bagaimana pemerintahan Jepang di Indonesia yang cuma seumur jagung itu. Semoga bermanfaat (Wikipedia Commons)

Artikel ini tentang bagaimana pemerintahan Jepang di Indonesia yang cuma seumur jagung itu. Semoga bermanfaat.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Walaupun berumur pendek, tapi menuru sebagian kalangan, masa pemerintahan Dai Nippon Jepang adalah masa-masa yang sangat buruk bagi masyarakat Indonesia.

Memang bagaimana pemerintahan Jepang di Indonesia yang cuma seumur jagung itu?

Baca Juga: Selokan Mataram Tak Hanya Bebaskan Jogja dari Romusha, Irigasinya pun Menyejahterakan Rakyatnya

Kurang lebih 3,5 tahun Jepang berkuasa di Indonesia. Pemerintahan Dai Nippon mulai menginjakkan kaki di Indonesia setelah Belanda menyerah tanpa syarat pada 8 Maret 1942.

Sebagaimana disebut di awal, usia pemerintahan Jepang di Indonesia cuma seumur jagung alias relatif pendek sekali. Masa pendudukan ini berakhir setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 diikuti proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Jepang kali pertama mendarat di Indonesia melalui Tarakan, Kalimantan Timur, pada 11 Januari 1942. Jepang yang sedang terlibat dalam Perang Pasifik, datang ke Tarakan untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti minyak bumi dan alumunium.

Kedatangan Jepang kemudian memukul mundur pasukan Hindia Belanda yang kala itu juga pergi ke Tarakan untuk mengeruk sumber daya alam. Setelah itu, Jepang juga menduduki wilayah-wilayah lain di Indonesia, yakni Pontianak pada 29 Januari 1942, Samarinda pada 3 Februari 1942, dan Banjarmasin pada 10 Februari 1942.

Pendudukan Jepang pun lantas meluas hingga ke Jawa. Jepang berhasil menguasai Batavia dan seluruh Pulau Jawa sehingga kemudian membuat Belanda menyerah tanpa syarat pada 8 Maret 1942.

Belanda menyatakan menyerah kepada Jepang dalam sebuah perundingan yang terjadi di rumah dinas seorang perwira di kawasan Landasan Udara Kalijati, Subang. Perundingan yang dikenal sebagai Perjanjian Kalijati itu menghasilkan kesepakatan dalam dokumen kapitulasi atau penyerahan tanpa syarat Hindia Belanda kepada Jepang.

Dengan ditandatanganinya Perjanjian Kalijati, Belanda harus hengkang dan Indonesia resmi menjadi jajahan Jepang.

Pada awal kedatangannya, Jepang mendapatkan sambutan baik dari rakyat Indonesia karena dianggap telah membebaskan Nusantara dari jajahan Belanda. Jepang juga memberikan janji kemerdekaan bagi Indonesia serta berniat membantu mengusir penjajah Belanda.

Jepang mengambil simpati rakyat dan seolah mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai cara. Salah satunya dengan memutar lagu Indonesia Raya melalui radio pada awal kedatangannya.

Tak hanya itu, Jepang juga memperbolehkan bendera merah putih dikibarkan selainmembentuk berbagai organisasi dan gerakan untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Salah satunya adalah Gerakan Tiga A (3A), yakni Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia, dan Nippon Cahaya Asia.

Walaupun demikian, semakin lama rakyat Indonesia semakin sadarbahwa pendudukan Jepang tidak ubahnya sebuah penjajahan yang kejam.

Selama 3,5 tahun menduduki Indonesia, Jepang membawa banyak perubahan bagi kehidupan rakyat pribumi. Jepang dikenal sebagai penjajah yang kejam karena melaksanakan kerja paksa atau romusha, menyiksa, serta membuat rakyat Indonesia kelaparan dan sengsara.

Meski begitu, ada juga dampak positif dari pendudukan Jepang di Indonesia.

Seperti apa dampak positifnya?

1.Diperbolehkannya pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

2. Didirikannya kumiyai, yakni badan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat. Sistem kumiyai kemudian berkembang menjadi koperasi yang diterapkan di Indonesia hingga kini.

3. Menghapus sistem sekolah berdasarkan kelas sosial, kemudian menetapkan jenjang sekolah yang setara untuk semua kalangan dengan 12 tingkatan.

4. Membentuk sistem sosial bernama tonarigumi yang kini kita kenal sebagai rukun tetangga (RT).

5. Mengenalkan line system pada pertanian yang lebih efisien dan tinggi produksinya.

6. Dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) untuk memenuhi janji kemerdekaan bagi Indonesia.

7. Memberi latihan kemiliteran dan membentuk organisasi militer serta semi militer, seperti PETA (Pembela Tanah Air) yang menjadi cikal bakal TNI.

Adapun dampak negatifnya adalah sebagai berikut:

1. Pemerintahan Jepang yang sewenang-wenang.

2. Pengawasan ketat terhadap media berita, organisasi, dan seluruh pergerakan politik masyarakat.

3. Diterapkannya romusha yang menyengsarakan rakyat Indonesia. Rakyat yang mengikuti kerja paksa juga tak jarang disiksa dengan kejam hingga meninggal dunia.

4. Perekonomian lumpuh karena Jepang menyita seluruh kekayaan Indonesia yang ditinggalkan Belanda, seperti kilang minyak, perkebunan, bank, pabrik, pertambangan, listrik, telekomunikasi, dan perusahaan transportasi.

5. Jepang menyita harta kekayaan pribadi demi kepentingan perang hingga mengakibatkan rakyat kelaparan dan hidup dalam kemiskinan.

6. Kekurangan sandang sehingga rakyat harus memakai karung goni sebagai pakaian.

7. Penyakit TBC dan kudis mewabah.

8. Banyak perempuan dipaksa menjadi jugun ianfu atau wanita penghibur bagi tentara Jepang.

Masa pendudukan Jepang di Indonesia berakhir pada 1945, seiring dengan kekalahan yang diderita Nippon dari Sekutu. Dalam kondisi yang kian terdesak di Perang Pasifik, Jepang terus berupaya menarik simpati rakyat Indonesia dengan memberikan janji kemerdekaan.

Salah satu langkah Jepang untuk memenuhi janji kemerdekaan adalah dengan membentuk BPUPKI pada 1 Maret 1945.

Serangan demi serangan terus diterima Jepang dari Sekutu, hingga puncaknya bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat pada 6 dan 9 Agustus 1945. Jatuhnya dua bom atom itu membuat kondisi Jepang semakin terpuruk. Jepang pun menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945.

Sementara itu, di Indonesia, pada 7 Agustus 1945, BPUPKI telah menyelesaikan tugasnya dan sebagai gantinya dibentuklah PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan. Kabar menyerahnya Jepang dari Sekutu pun tidak disia-siakan para tokoh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Mengapa Jepang harus menjajah Indonesia?

Sebagaimana sudah disinggung sebagian di atas, setidaknya ada tiga alasan kenapa Jepang harus menguasai Indonesia.

Yang pertama, Jepang ingin menguasaibahan mentah dan bahan bakar Indonesia seperti hasil tambang sehingga dapat menunjang keperluan perang. Dengan begitu mereka bisa menguasai bahan mentah dan bahan bakar untuk kepentingan industri serta militernya.

Sebagai informasi, saat Perang Dunia II meletus, Pemerintah Jepang membutuhkan minyak bumi dan bahan mentah lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan industri serta angkatan perangnya.

Pada 10 Januari 1942, Jepangmendarat di Tarakan, Kalimantan Timur, yang disusul dengan penguasaan daerah Balikpapan, Pontianak dan Banjarmasin. Daerah-daerah tersebut dijadikan jalan masuk yang dikuasai Jepang lebih dulu karena merupakan penghasil minyak di Pulau Kalimantan.

Setelah itu, tentara Jepang baru bergerak ke Sumatera, menduduki Palembang pada 14 Februari 1942, dan merebut Pulau Jawa pada awal Maret 1942.

Kedua adalah menjadikan Indonesia tempat pemasaran hasil industrinya. Jepangmenduduki Indonesia selain untuk menguras kekayaan alamnya, juga menjadikannya tempat pemasaran hasil industrinya.

Yang ketiga, Jepang memanfaatkanbangsa Indonesia untuk melawan Sekutu. Eksploitasi terhadap tenaga penduduk pribumi pun dilakukan dengan berbagai cara. Jepang mengobarkan propaganda membebaskan rakyat Indonesia, padahal niat sebenarnya adalah menjadikan bangsa Indonesia sebagai kekuatan untuk melawan Sekutu.

Untuk mendapat simpati rakyat supaya mau membantu, propaganda yang dilakukan Jepang sangat banyak. Bahkan Jepang memiliki departemen propaganda sendiri yang disebut sendenbu. Eksploitasi secara besar-besaran terhadap tenaga manusia untuk kepentingan perang menghadapi Sekutu dilakukan dengan beragam cara. Mulai membentuk organisasi militer, hingga kerja paksa yang disebut romusha.

Begitulah artikel tentangbagaimana pemerintahan Jepang di Indonesia yang cuma seumur jagung itu. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Bagaimana Pengaruh Pendudukan Jepang di Indonesia, Baik dan Buruknya?

slide 8 to 10 of 6

Artikel Terkait