Sekitar pukul 15.00, Kapten Lukas beserta pasukannya telah keluar dari Rawagede dengan berjalan kaki.
Sementara sekitar pukul 16.00, turun perintah pimpinan pasukan Belanda bahwa Rawagede harus dibumihanguskan.
Menurut Sukarman, kira-kira tengah malam, tentara Belanda sudah tiba di Stasiun Pataruman, Desa Kalangsari, yang bersebelahan dengan Kampung Rawagede.
Selang sekitar setengah jam, sebanyak 300 tentara Belanda yang dipimpin Mayor Alphons Wijnen mulai memasuki Kampung Rawagede untuk mencari Kapten Lukas.
Para warga yang tahu bahwa Kapten Lukas telah meninggalkan Rawagede memilih bungkam, kemudian memicu terjadinya pembantaian.
"Inilah yang menjadi salah satu penyebab pembantaian," tutur Sukarman.
Kapten Lukas sendiri tidak mengetahui terjadi pembantaian di tempat yang baru ditinggalkannya.
Di kemudian hari, berkali-kali ia memohon maaf kepada warga Rawagede karena telah memicu terjadinya pembantaian itu.
Namun warga Rawagede tidak menaruh dendam, kata Sukarman.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR