Melansir Kompas.com (18/9/2011), Rawagede sendiri sudah menjadi daerah markas para laskar pejuang jauh sebelum kemerdekaan diproklamasikan.
Seperti yang diungkapkan Ketua Yayasan Rawagede Sukarman, yang telah mendokumentasikan tragedi pembantaian itu dalam buku berjudul 'Riwayat Singkat Taman Pahlawan Rawagede.'
Laskar pejuang yang dikenal di Rawagede sebelum kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, antara lain Laskar Macan Citarum, Barisan Banteng, MPHS, SP88, dan Laskar Hizbulloh.
Kemudian, mulai 19 Agustus 1945, seluruh laskar itu bergabung menjadi BKR (Badan Keamanan Rakyat), yang markasnya ada di rumah-rumah warga.
Sosok Lukas Kustaryo yang Dijuluki 'Begundal dari Karawang'
Pada 1946, kata Sukarman, Letkol Suroto Kunto yang masih berusia 24 tahun ditunjuk sebagai Komandan Resimen Jakarta di Cikampek.
Salah satu komandan kompinya adalah Lukas Kustaryo yang membawahi Karawang-Bekasi.
Sementara Kharis Suhud, yang sebelumnya seorang petugas Perusahaan Jawatan Kereta Api, juga bergabung dengan BKR dan diangkat menjadi Komandan Kompi Purwakarta.
Lukas Kustaryo dikenal dengan kegigihan, bahkan membuatnya dijuluki 'Begundal Karawang' oleh tentara Belanda.
Hal itu terlihat sejak penculikan Letkol Suroto. Pada 25 November 1946, Letkol Suroto diculik rakyat pro-Hindia Belanda ketika sedang dalam perjalanan dinas.
Ditemukan bercak darah di mobilnya, namun baik jasad Letkol Suroto maupun pengawalnya tidak ditemukan.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR