Filipina Dibuat Jengkel Setengah Mati oleh China, Seenaknya Kirim Kapal-kapal di Wilayah yang Disengketakan, Ingin Kuasai Sumber Daya yang Melimpah

Tatik Ariyani

Editor

Ilustrasi Kapal China
Ilustrasi Kapal China

Intisari-Online.com- Lagi-lagi, China membuat jengkel negara tetangga karena mengirim kapal-kapalnya ke wilayah perairan yang disengketakan.

Beijing sering menggunakan apa yang disebut nine-dash line (sembilan garis putus) untuk membenarkan hak historisnya atas sebagian besar Laut Cina Selatan.

“Negeri Tirai Bambu” juga telah mengabaikan keputusan pengadilan internasional pada 2016 yang menyatakan pernyataan itu sebagai klaim tanpa dasar.

Menteri Pertahanan Filipina pada Minggu (4/4/2021) menuduh Beijing berencana menduduki lebih banyak "fitur" di Laut China Selatan.

Baca Juga: Pinjaman Utang Tiongkok Lampaui Batas Kelaziman, Warga Negara Berkembang Tak akan Sadar Negaranya Jadi 'Kacung' China karena Pemerintahnya Terjerat Sumpah Ini

Perang kata-kata antar kedua negara Asia itu tengah meningkat karena keberadaan kapal-kapal China di perairan yang disengketakan tersebut.

China mengklaim hampir keseluruhan laut yang kaya sumber daya itu.

Pendiriannya ditegaskan dengan pembangunan beting kecil dan terumbu karang, menjadi pangkalan militer dengan lapangan terbang dan fasilitas pelabuhan.

Baca Juga: Sering Jadi Bulan-bulananChina di Laut Natuna, Mengapa Indonesia Terlalu Gentar untuk Gabung 'Kuartet' Anti-China yang Punya Jaminan Uang dan Militer

Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei semuanya memiliki klaim tandingan atas perairan tersebut.

Wilayah itu menggabungkan jalur pelayaran yang sangat penting secara strategis dan diduga menampung simpanan minyak dan gas.

Armada lebih dari 200 kapal China memicu pertikaian diplomatik bulan lalu, setelah parkir di Whitsun Reef di Filipina.

Kapal itu sekarang tersebar di seluruh Kepulauan Spratly yang diperebutkan, melansir AFP.

Manila telah meminta Beijing menarik kapal "milisi maritim" dari daerah itu, dengan mengatakan kehadiran mereka melanggar hukum.

China menolak, dan bersikeras bahwa mereka adalah kapal penangkap ikan dan diizinkan beroperasi di sana.

Tetapi Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan kapal-kapal itu ada di sana karena alasan lain.

Baca Juga: Barat Mulai Ketakutan, Citra Satelit Ungkap Iran Bangun Konstruksi Mirip Pangkalan Rudal Balistik Baru

"Kehadiran terus menerus milisi maritim China di daerah itu mengungkapkan niat mereka untuk menduduki lebih lanjut fitur-fitur di Laut Filipina Barat," ujarnya melansir AFP.

Lorenzana merujuk pada penyitaan China atas Scarborough Shoal dan Mischief Reef yang diklaim Filipina, sebagai contoh tindakan Beijing sebelumnya yang "dengan berani melanggar" kedaulatan negaranya.

Pada Sabtu (3/4/2021), Lorenzana secara blak-blakan menolak klaim China, yang mengatakan kapal-kapal yang diparkir di Whitsun Reef telah mencari perlindungan dari cuaca buruk.

Lusinan kapal masih menetap di wilayah itu.

"Saya tidak bodoh. Sejauh ini cuaca bagus, jadi mereka tidak punya alasan lain untuk tinggal di sana," katanya.

"Pergi dari sana."

Kedutaan Besar China di Manila menyebut pernyataan Lorenzana "membingungkan."

Beijing mendesak pihak berwenang menghindari "pernyataan tidak profesional yang selanjutnya dapat memicu emosi irasional".

Artikel Terkait