Intisari-Online.com - Rupanya negara Asia Tenggara ini termasuk salah satu pemilik militer paling miskin di dunia.
Ia adalah Laos, negara yang tercatat memiliki anggaran pertahanan sebesar 18 juta dolar AS untuk tahun 2021, menurut Global Firepower.
Dengan anggaran tersebut, Laos menjadi militer paling miskin kedua setelah Liberia (anggaran pertahanannya 14,5 juta dolar AS).
Laos merupakan negara yang masih merasakan dampak Perang Dingin, terutama untuk perekonomiannya.
Baca Juga: Militer Paling Lemah di Dunia, Ini Fakta-fakta Gabon, Negara yang Kaya Minyak dan Sumber Daya Alam
Berikut ini fakta-fakta Laos, salah satu pemilik militer paling miskin di dunia:
1. Militer paling lemah di Asia Tenggara
Laos adalah militer paling lemah di Asia Tenggara, menurut Global Firepower 2021.
Namun secara global, ia mengalami peningkatan peringkat yang cukup signifikan yaitu dari peringkat ke-131 menjadi peringkat ke-118 dari 139 negara di dunia.
Global Firepower melaporkan bahwa Laos memiliki perbandingan tren tahunan naik, dengan power index menunjukkan peningkatan dari 3.4433 menjadi 3.3003.
2. Militer Laos hanya diperkuat 30.000 personel aktif
Negara ini hanya memiliki 30.000 personel militer aktif tanpa personel cadangan, namun Laos memiliki 100.000 paramiliter.
Di sektor udara, negara sosialis ini memiliki 27 helikopter, 2 pesawat transport, dan 4 pesawat latihan.
Kemudian di darat, militer Laos dibekali 250 kendaraan lapis baja, 160 tank, 34 artileri self-propelled, 87 artileri derek, dan 64 proyektor roket.
Sementara di sektor laut, satu-satunya negara Asia Tenggara yang terkurung daratan ini memiliki 34 kapal patroli.
3. Satu-satunya negara terkurung daratan di Asia Tenggara
Melansir britanica.com, secara keseluruhan, negara ini terbentang sekitar 650 mil (1.050 km) dari barat laut ke tenggara.
Laos di utara dibatasi oleh Cina, di timur laut dan timur oleh Vietnam , di selatan oleh Kamboja, di barat oleh Thailand, dan di barat laut oleh Myanmar (Burma).
Lanskap Laos didominasi pegunungan yang tertutup hutan. Di utara naik ke ketinggian maksimum 9.245 kaki (2.818 meter) di atas permukaan laut di Gunung Bia dan di mana-mana menjadi penghalang untuk bepergian.
Di selatan Dataran Tinggi Bolovens, pada ketinggian sekitar 3.600 kaki (1.100 meter), ditutupi oleh hutan terbuka dan umumnya memiliki tanah yang subur.
Sementara satu-satunya dataran rendah yang luas terletak di sepanjang tepi timur Sungai Mekong.
4. Laos adalah negara sosialis
Laos adalah salah satu dari 5 negara 'komunis' yang tersisa di dunia (bersama Korea Utara, Cina, Vietnam dan Kuba).
Setelah perang sipil berakhir pada tahun 1975, pemerintah komunis menggulingkan monarki dan telah berkuasa sejak itu.
Nama resminya menjadi Republik Demokratik Rakyat Laos.
Pemerintah komunis Laos didukung oleh Vietnam dan Uni Soviet.
Negara ini terutama mengandalkan dukungan Uni Soviet untuk bantuan militer dan ekonomi, hingga Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.
5. Negara dengan beragam etnis dan bahasa
Bahasa resmi Laos adalah Lao, meskipun berbagai bahasa asing sudah sering digunakan oleh kalangan elit.
Bahasa Prancis pernah menjadi bahasa kelas atas Laos dan kota-kota, tetapi pada tahun 1970-an bahasa Inggris mulai menggantikannya.
Di bawah kepemimpinan Partai Revolusi Rakyat Laos, bahasa Vietnam menjadi bahasa ketiga kaum elit.
Sebelum perang Indochina, sumber-sumber umumnya mengidentifikasi lebih dari 60 kelompok populasi yang berbeda. Kemudian setelah perang, jumlah itu telah berkurang secara signifikan.
6. Negara paling banyak dibom, banyak yang belum meledak
Mengutip history.com (5/12/2019), Negara ini menjadi medan pertempuran dalam Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Pembom Amerika menjatuhkan lebih dari dua juta ton bom cluster di atas Laos, lebih dari semua bom yang dijatuhkan selama Perang Dunia II digabungkan.
Saat ini, Laos adalah negara yang paling banyak dibom dalam sejarah.
Pengeboman AS di Laos (1964-1973) disebut merupakan bagian dari upaya rahasia CIA untuk merebut kekuasaan dari komunis Pathet Lao, sebuah kelompok yang bersekutu dengan Vietnam Utara dan Uni Soviet selama Perang Vietnam.
Bom warisan AS itu terus mendatangkan malapetaka.
Sejak 1964, lebih dari 50.000 Laos tewas atau terluka oleh bom AS, 98 persen di antaranya warga sipil .
Diperkirakan 30 persen dari bom yang dijatuhkan di Laos gagal meledak karena benturan, dan pada tahun-tahun sejak pemboman berakhir, 20.000 orang telah tewas atau cacat oleh sekitar 80 juta bom yang tertinggal.
7. Pertanian menjadi andalan perekonomian Laos
Pada awal abad ke-21, sektor ini menghasilkan hampir setengah produk domestik bruto (PDB) negara dan mempekerjakan sekitar tiga perempat populasi.
Namun, perluasan lahan yang ditanami telah terhalang, sebagian besar oleh sejumlah besar bom yang tidak meledak yang mengotori lahan pertanian potensial.
Akibatnya, hanya sebagian kecil dari total luas lahan subur negara yang dibudidayakan.
Sebagian besar petani Laos terlibat dalam pertanian padi.
Petani dataran rendah umumnya menanam sawah beririgasi, sedangkan penduduk dataran tinggi membudidayakan sawah tadah hujan.
Baca Juga: Jangan Sembarangan Beli, Masker Medis Palsu Beredar, Begini Cara Mengecek Keasliannya!
8. Lahan yang tercemar bom menghambat investasi asing
Meski mengandalkan pertanian, namun Laos juga memiliki cadangan mineral yang cukup besar.
Timah telah ditambang secara komersial sejak zaman kolonial dan tetap menjadi sumber daya utama; gypsum telah menjadi penting sejak dekade terakhir abad ke-20.
Selain itu, penambangan emas berkembang secara signifikan pada awal abad ke-21, perusahaan asing juga mengerjakan deposit granit dan batu kapur negara itu. Ada juga tembaga dan batu mulia, besi dan timbal.
Tetapi, banyak deposit mineral lainnya belum dieksploitasi secara sistematis.
Itu dikarenakan lokasi simpanan yang terpencil, kurangnya tenaga kerja terlatih, termasuk disebabkan oleh adanya sejumlah besar persenjataan yang belum meledak yang mencemari pedesaan, yang telah menghambat investasi asing dan menghambat eksplorasi.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari