Kemudian, mereka kembali ke penampungan tersebut, menunggu lebih dari satu bulan.
Aktivitas mereka hanya makan dan tidur, tidak ada pelatihan dasar perikanan.
"Lalu buat paspor dua hari, tes kesehatan dan langsung berangkat ke Singapura.
"Dari PT aku ada 20 orang, banyak juga dari PT yang lain.
"Ada ratusan anak yang berangkat ke Singapura," katanya dilansir dari Kompas.com (19/5/2020).
Ia dan empat WNI lainnya menuju laut di kawasan Timur Tengah untuk menangkap ikan pada September 2019.
"Kami kepala dipukul, ditendang, disiksa.
"Tidur paling mentok cuma 3-4 jam."
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR