Advertorial
Intisari-Online.com - Tengah ramai berita mengenaipelarungan jenazah ABK WNI dari kapal berbendara China.
Berita ini viral diKorea Selatan dan diungkap oleh media Korea Selaran MBC News.
Dilaporkan, adatiga jenazah ABK WNI yang dilarung ke laut. Mereka semua adalah ABK WNI dari kapal Long Xing 629, kapal milik China.
KetigaABK WNIyang meninggal dunia dan jenazahnya dilarung ke laut adalah Alfata (19), Sepri (24), dan yang terbaru adalah Ari (24).
Sementara satu lagi,inisial EP, meninggalpada 29 April 2020 setelah berhasil mencapai Busan, Korea Selatan pada 24 April 2020.
Penyebab kematiannya karenapneumonia dan berencanadipulangkan ke Tanah Air.
Sementaa 3 WNI yang dilarungkan ke lautdilaporkanmeninggal dunia saat sedang bekerja di atas kapal.
Baca Juga: Hati-hati, Minum Teh Saat Sahur dan Buka Puasa Bisa Timbulkan Penyakit Berbahaya Ini
Keluarga Septi melaporkan merekahanya menerima selembar surat berbahasa China yang mengabarkan bahwa Sepri sudah meninggal.
Sepri diketahui meninggal dunia terlebih dahulu yaitu tanggal 21 Desember 2019.
SementaraKementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker)masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
Pemakaman jenazah dengan cara dibuang ke laut cukup tidak biasa di Indonesia. Namun di negara lain, dianggap umum.
Menurut Wikipedia,pemakaman jenazah di laut dengan cara dilarung disebutburial at sea.
Ini adalah tradisi yang dilakukan di kapal laut atau pesawat terbang.
Sebelum dilarung, jenazah mendapatkan penghormatan dan dilakukan upacara yang layak sesuai dengan agama yang dianut.
Upacara biasanya dilakukan dengan cara penguburan di dalam peti mati, dijahit dengan kain lalu dilarung ke laut.
Sebagian juga melarung abu kremasi jenazah dari sebuah kapal.
Perlu Anda tahu, sebagian besar alasan jenazah yang meninggal di atas kapal lalu dilarung ke laut karenakapten kapal khawatir.
Sebab jika jenazah masih di atas kapal, maka bisa menimbulkan berbagai penyakit menular yang bisa menyerang kru lain.
Dalam surat yang diterima keluarga, jenazahSepridilarungkan ke laut untuk kepentingan kesehatan.
Saat itu disampaikan Sepri mengalami sesak napas dan bengkak-bengkak.
“Menurut pihak perusahaan, meksi sudah diberi perawatan dan diinfus olrh tim media kapal ternyata nyawa Sepri tidak bisa diselamatkan,” kata Rita, kakak Sepri.
Keluarga telah berusaha menghubungi pihak perusahaan.
Mereka ingin bertanyamengapa Sepri tidak dikembalikan Indonesia namun malah dilarungkan.
Namun pihak perusahaan tidak menjawab karena komunikasi saat itu susah.
Pertanyaan Rita cukup masuk akal. Sebab, ketika jenazah dilarungkan ke laut, jenazah bisa terurai.
Dilansir dariScience Focus, lama waktu jenazah terurai tidak menentu.
Tapi lingkungan dan suhu berpengaruh dalam proses pengurairan.
Jika suhunya dingin, makapertumbuhan bakteri pengurai akan bekerja lebih lambat dibandingkan pada suhu yang hangat.
Selain itu, ketika air suhu dingin, bakteri bisa membuat tubuh menggembung karena gas di dalam tubuh akan bekerja sangat lambat.
Jka tubuh menggembung, maka berat akan bertambah. Inilah yang membuat tubuh akan terus-menerus tenggelam ke dasar laut.
Lalu kulit tubuh juga akan menyerap air laut dan membuat jaringan di bawahnya mengelupas.
Waktunya sekitar beberapa minggu.
Nantinya, hewan di laut seperti ikan, akan memakan daging dari tubuh tersebut.
Idealnya, di perairan tropis seperti di Indonesia, suhunya lebih hangat.
Oleh karenanya, jenazah bisa mengapung setelah tiga sampai empat hari setelah dilarung ke laut.
Nantinya proses penguraian hingga tenggelam ke dasar laut mencapai waktu satu hingga dua minggu.
Untuk tulang, butuh waktu berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun untuk mengurainya.