Sihanouk menerima berita itu pagi hari di musim dingin sewaktu diantarkan ke bandar udara oleh Perdana Menteri Rusia, Alexei Kosygin. Waktu itu Sihanouk hendak kembali pulang lewat Beijing.
Setahun sebelum kudeta, pesawat pembom B-52 pertama dari jumlah 3.630 pesawat AS diam-diam melakukan pemboman di Kamboja yang berlangsung selama empat belas bulan. Pesawat-pesawat itu menyiramkan maut dari udara dalam suatu operasi yang diberi nama sandi "Menu".
Kira-kira 110.000 ton bom dijatuhkan selama operasi ini dan digunakan juga nama-nama sandi yang mengerikan untuk sasaran tertentu, seperti: Dinner, Dessert, Snack, Supper dan Lunch.
Semua ini merupakan 'santapan khusus' yang disediakan Nixon dan Penasihat Keamanan Nasionalnya, Henry Kissinger. Kissinger dalam riwayat hidupnya menuduh Sihanouk setuju dengan pemboman ini.
Sihanouk saat itu membantah dengan marah tuduhan ini. "Saya tidak menyetujuai pemboman di Kamboja. Tahun 1968 saya mengatakan pada Chester Bowles (yang kemudian menjadi dubes AS di India dan utusan khusus untuk Kamboja) bahwa peperangan ini tidak ada hubungannya dengan saya.
Mengenai perbatasan saya tidak dapat berbuat apa-apa, tentara saya hanya 30.000. Apa yang dapat saya lakukan?" katanya sedih. Kemudian nada suaranya meninggi.
la mengatakan, "Saya tidak dapat menghadang orang-orangg Vietnam Utara menggunakan perbatasan saya sebagai tempat berlindung dan saya juga tidak dapat menstop pemboman Anda."
Saya mengatakan pada Bowles agar, "Jangan sampai Anda menyentuh rakyat saya." Kenyataannya tidak demikian. Pemboman itu menyebabkan banyak rakyat Kamboja menjadi korban. "Bagaimana saya bisa membina hubungan dengan Nixon dan Kissinger yang tidak mengerti keinginan Kamboja?"
Sihanouk menuduh AS bertanggung jawab langsung pada penumbangannya. Dalam riwayat hidupnya, Kissinger menulis: "Kami tidak mendukung penumbangan Sihanouk dan sama sekali tidak tahu sebelumnya. Kami juga tidak dapat menangkap tanda-tanda yang ada sebelumnya."
Jadi boneka
Dalam biografi politik Seymour Hersh, The Price of Power: Kissinger in the Nixon White House. — menyatakan bahwa AS membiayai dan mengendalikan pemberontakan Khmer Krom yang mengambil bagian dalam penyerbuan di Kedutaan Besar Vietnam Utara di Phnom Penh dan pembunuhan yang terorganisasi terhadap orang-orang Vietnam yang tinggal di Kamboja, pada hari-hari sebelum kejatuhan Sihanouk.
Hersh dalam bukunya menjelaskan keterlibatan AS lainnya dengan komplotan anti Sihanouk, termasuk pesan yang ada dalam dokumen Dewan Keamanan Nasional yang berisi: "Biarkan saja Sihanouk ditumbangkan".
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR