f. Sektor VI (Kebayoran Baru).
Perkembangan selanjutnya
Ketika pasukan Pasopati di bawah pimpinan Dul Arief melaksanakan tugas mautnya, para benggolan “G-30-S" baik “pembina"-nya maupun yang dibina terus berkumpul, mula-mula di Lubang Buaya dan kemudian ke gedung film Perusahaan Negara Areal Survei (PENAS) di Jakarta Bypass.
Di sanalah diputuskan untuk mengirimkan delegasi kepada Presiden yang terdiri atas Suparjo, Latief, (eks) Kolonel Udara Heru Atmojo, (eks) Major Sukirno (Dan Yon 454 Para) dan (eks) Mayor Bambang Supeno (Dan Yon 530 Para).
Pada waktu itu pula Sam mengajukan draft pengumuman bagian penerangan “G-30-S" yang sudah sama kita kenal.
Setelah disetujui oleh semuanya, naskah itu dikirimkan kepada (eks) Kapten Suradi di RRI untuk disiarkan.
Siarannya jadi dilakukan pada jam 07.20. Kemudian “delegasi" berangkat ke istana, meskipun mula-mula diputuskan bahwa mereka akan berangkat pada jam 06.00 sesudah ada laporan dari Dul Arief mengenai misinya.
Tetapi karena Dul Arief sampai jam itu belum juga datang, telah diputuskan supaya “delegasi" toh berangkat saja.
Baru pada jam 08.00 Dul Arief tiba untuk menyampailkan laporan bahwa semua tugas “terlaksana dengan baik".
Tak lama sesudah laporan itu Sam menjodorkan konsep “Dekrit Pertama" mengenai pendemisioneran Kabinet Dwikora dan penentuah Letnan Kolonel selaku pangkat tertinggi di dalam ABRI.
Konsep itu belum sempat dibahas karena rombongan pindah ke PAU Halim.
Tak lama sesudah itu “delegasi” tiba dari istana dengan tangan hampa. Presiden tidak ada di istana.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR