Fakta menunjukkan, sebuah kapal selam hanya memiliki kemungkinan 50 : 50 untuk pulang setelah menyelesaikan tugas.
Jika dihitung atas dasar orang per-orang, pasukan U-boat mengalami angka kematian tertinggi dalam peperangan.
Jadi ketika para pria yang pada dasarnya pemberani dan tabah ini mengatakan kepada atasannya bahwa mereka ketakutan kembali ke kapal yang berhantu, maka kisah mereka tidaklah sesederhana itu.
Meski panglima samudera kekaisaran Jerman tidak pernah mengakui memiliki kapal berhantu, orang bisa membayangkan dampaknya yang luas terhadap moral seorang terhadap yang lain.
Mereka menganggap kisah tentang hantu wakil nakhoda yang sudah mati itu sulit diabaikan atau dianggap omong kosong belaka.
Namun mereka memutuskan untuk membagi dua awak UB 65, lalu mengirim beberapa di antaranya ke kapal selam lainnya serta sebagian lagi ke kapal penghancur.
Namun masalahnya tetap terhubung dengan kapal itu sendiri.
Akhirnya, U-boat dibiarkan terdampar di pelabuhan Bruges di Belgia dan seorang pastor Lutheran diminta melakukan ritual eksorsis Kristen kuno!
Peristiwa itu pasti merupakan salah satu upacara di masa perang yang paling menghebohkan, yakni seorang sipil berkebangsaan Belgia dibawa ke atas kapal sementara prajurit Jerman mengamati dengan perasaan campur aduk antara rasa takut dan ingin tahu yang kuat.
Setelah upacara eksorsisme selesai dilakukan, semua orang menarik napas lega.
Beberapa minggu sesudahnya, ketika awak kapal dan nakhoda baru ditugaskan di kapal yang 'sudah dibersihkan' itu, segala sesuatu berjalan seperti biasa.
Nakhoda baru sangat berdisiplin dan tidak percaya dengan kisah orang mati yang berjalan di atas kapal, lalu mengingatkan awak kapalnya bahwa dirinya tidak akan menoleransi kisah hantu atau sejenisnya.
Selama dua tugas pelayaran berikutnya, tampaknya segala sesuatu berjalan dengan normal. Tidak ada penampakan dan tidak ada kecelakaan yang terjadi tanpa alasan.
Namun di bulan Mei 1918 hantu itu muncul kembali.
Selama perjalanan yang panjang dan UB65 harus mematroli perairan di sepanjang pantai Spanyol maupun selat Inggris, wakil nakhoda yang sudah mati muncul lebih dari tiga kali.
Salah seorang yang melihat hantu itu adalah bendahara, yang berani bersumpah bahwa dia melihat pria itu berjalan melalui lambung kapal yang terbuat dari besi yang kokoh dan menembusnya menuju ke ruang mesin!
Seorang petugas pengawas torpedo mengisahkan, hantu itu telah mendatanginya beberapa kali di malam hari.
Jiwanya sangat terganggu sehingga ketika kapal selam itu naik ke permukaan untukmengisi bahan bakar, dia melompat dari geladak kapal menyongsong kematiannya.
Dalam perjalanannya yang terakhir di sekitar bulan Juli 1918, hanya empat bulan sebelum perjanjian gencatan senjata ditandatangani dan benua Eropa kembali diliputi kedamaian - UB 65 terlihat oleh sebuah kapal selam Amerika ibarat seekor itik berenang di atas permukaan laut tanggal 10 Juli .
Tidak seorang pun tahu alasannya.
Para awak kapal Amerika, yang tidak percaya atas keberuntungan mereka, dengan cepat menyiagakan torpedo dan bersiap-siap menyerang.
Namun sesaat sebelum mereka melakukannya, UB 65 itu tiba-tiba meledak sehingga seluruh sisa-sisa logam dan awak yang ada terlempar ke dalam samudera yang luas.
Dalam beberapa detik, semua yang tersisa dari kapal selam dan awak kapalnya hanyalah hamparan minyak tebal dan serpihan kapal yang berserakan.
Tidak seorang pun di atas kapal selam Amerika pernah memerintahkan menembak dan mereka pun berani bersumpah tidak pernah menembakkan torpedo ke kapal itu.
Jadi apa yang terjadi?
Hingga hari ini tidak seorang pun tahu. Kelihatannya itulah akhir kisah berdarah dari kapal hantu itu, yang membawa rahasia besarnya turut terkubur dalam samudera luas.
(Seperti pernah dimuat di Buku Ratapan Arwah; Kisah Nyata Kutukan & Tulah – Intisari)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR