Beberapa tempat yang menjadi sasaran amuk massa antara lain adalah Pasar Senen, Pasar Baru, Pasar Tanah Abang, Hotel Indonesia, Hotel Sahid Jaya, dan Gedung Bioskop Metropole.
Massa juga menyerang dan melukai beberapa orang yang dianggap sebagai mata-mata atau provokator, termasuk wartawan, polisi, dan tentara.
Pihak keamanan, yang dipimpin oleh Soemitro, berusaha untuk mengendalikan situasi dengan menurunkan pasukan bersenjata dan kendaraan militer.
Mereka juga melakukan penembakan, penangkapan, dan penahanan terhadap para demonstran dan orang-orang yang dicurigai terlibat dalam kerusuhan.
Akibatnya, banyak korban jiwa dan luka-luka yang berjatuhan di kedua belah pihak.
Menurut data resmi pemerintah, ada 11 orang yang tewas, 137 orang yang luka-luka, dan 750 orang yang ditangkap. Namun, menurut sumber-sumber lain, jumlah korban bisa jauh lebih besar dari itu.
Baca Juga: Pertempuran Laut Aru, Peristiwa Heroik Komodor Yos Sudarso dan KRI Macan Tutul
Akibat dan Dampak Peristiwa Malari
Peristiwa Malari memiliki akibat dan dampak yang signifikan bagi sejarah Indonesia, baik dari segi politik, ekonomi, maupun sosial. Berikut adalah beberapa akibat dan dampak yang dapat dikemukakan:
- Peristiwa Malari menunjukkan adanya ketidakpuasan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Orde Baru, yang dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan dan aspirasi rakyat.
Peristiwa ini juga menjadi salah satu faktor yang memicu gerakan reformasi pada akhir tahun 1990-an, yang akhirnya menggulingkan Soeharto dari tampuk kekuasaan.
- Peristiwa Malari mengakibatkan kerugian materi yang besar bagi pemerintah dan swasta, terutama yang berkaitan dengan investasi dan kerjasama dengan Jepang.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR