Intisari-Online.com - Tak cuma sekali VOC Belanda mencoba berdiplomasi dengan Sultan Agung penguasa Mataram Islam.
Tapi, sekeras apa pun usaha mereka, diplomasi itu tak pernah terjadi.
Yang ada, para serdadu VOC yang dikirim ke Mataram justru menjadi tawanan hingga jadi jadi santapan buaya lapar.
Hubungan Mataram dan VOC memburuk setelah Sultan Agung berhasil mengalahkan Surabaya.
Buruknya hubungan itu termanifestasi dalam dua kali serangan Mataram Islam ke Batavia, kantor pusat VOC.
Serangan itu terjadi pada 1628 dan 1629, dan dua-duanya gagal.
Meskipun serbuan tersebut gagal, Mataram terus menjalankan politik blokadenya dengan lebih ketat.
Merasa terpojok posisinya, Gubernur Jenderal Jaques Specx memutuskan untuk mengadakan perundingan lagi.
Namun agak sukar baginya mencari orang yang mampu dan bersedia dikirim ke ibukota Mataram, karena takut ditawan dan dijadikan sandera.
Akhirnya, van Maseyck yang pernah menjadi duta dan bahkan menjadi tawanan di Mataram memberanikan diri menerima tugas itu.
Kapal yang ditumpanginya merapat di Jepara pada bulan April 1631.
Sejumlah besar barang bingkisan diturunkan dan diatur di pelabuhan dijaga oleh 25 orang serdadu Kompeni di bawah pimpinan Antonio Paulo.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR