Maluku memiliki potensi cadangan nikel kedua terbesar di Indonesia setelah Sulawesi, yaitu sekitar 1,4 miliar ton bijih.
Tambang nikel di Maluku tersebar di dua provinsi, yaitu Maluku dan Maluku Utara.
Baca Juga: Indonesia, Negara Kaya Raya dengan Cadangan Mineral Terbesar di Dunia, Fakta atau Mitos?
Maluku Utara merupakan provinsi dengan luas tambang nikel terbesar kedua di Indonesia setelah Sulawesi Tenggara, yaitu sekitar 156.197 hektare.
Beberapa wilayah yang menjadi penghasil nikel di Malut antara lain Halmahera Timur, Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Halmahera Utara, dan Pulau Obi.
Salah satu perusahaan tambang nikel terbesar di Malut adalah PT Weda Bay Nickel (WBN), yang beroperasi sejak tahun 2006 dan memiliki konsesi seluas 36.000 hektare.
Perusahaan ini mengolah bijih nikel menjadi matte nikel yang diekspor ke China dan Eropa.
Maluku memiliki potensi tambang nikel yang relatif kecil dibandingkan Maluku Utara, yaitu sekitar 4.389 hektare.
Wilayah yang menjadi penghasil nikel di Maluku antara lain Seram Bagian Barat, Buru Selatan, dan Kepulauan Aru.
Salah satu perusahaan tambang nikel terbesar di Maluku adalah PT Bintang Delapan Mineral (BDM), yang beroperasi sejak tahun 2008 dan memiliki konsesi seluas 1.500 hektare.
Perusahaan ini mengolah bijih nikel menjadi feronikel yang diekspor ke China dan Eropa.
Tambang nikel di Maluku juga memiliki dampak positif dan negatif bagi lingkungan dan masyarakat.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR