Dampak positifnya antara lain meningkatkan perekonomian daerah melalui peningkatan PAD, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal, dan mendukung program hilirisasi industri pertambangan nasional.
Dampak negatifnya antara lain menimbulkan pencemaran udara, air, dan tanah akibat limbah tambang, merusak ekosistem hutan dan laut akibat pembukaan lahan tambang, dan menimbulkan konflik sosial akibat sengketa lahan antara perusahaan tambang dengan masyarakat adat.
Baca Juga: Mengapa Dunia Mengincar Mineral Indonesia? Fakta dan Data yang Perlu Anda Ketahui
Papua
Papua memiliki potensi cadangan nikel terkecil di Indonesia dibandingkan Sulawesi dan Maluku, yaitu sekitar 60 juta ton bijih.
Tambang nikel di Papua tersebar di dua provinsi, yaitu Papua dan Papua Barat.
Papua Barat memiliki luas tambang nikel lebih besar dari Papua, yaitu sekitar 22.636 hektare.
Wilayah yang menjadi penghasil nikel di Papua Barat antara lain Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Manokwari Selatan, Manokwari Barat, dan Sorong Selatan.
Salah satu perusahaan tambang nikel terbesar di Papua Barat adalah PT Gag Nikel (GN), yang beroperasi sejak tahun 1997 dan memiliki konsesi seluas 19.237 hektare.
Perusahaan ini mengolah bijih nikel menjadi matte nikel yang diekspor ke Jepang dan Korea Selatan.
Papua memiliki luas tambang nikel lebih kecil dari Papua Barat, yaitu sekitar 16.470 hektare.
Wilayah yang menjadi penghasil nikel di Papua antara lain Mimika, Paniai, Nabire, Intan Jaya, Deiyai, Dogiyai, dan Mamberamo Raya.
Salah satu perusahaan tambang nikel terbesar di Papua adalah PT Freeport Indonesia (FI), yang beroperasi sejak tahun 1967 dan memiliki konsesi seluas 10.000 hektare.
Perusahaan ini mengolah bijih tembaga yang mengandung emas dan perak serta sedikit nikel menjadi konsentrat tembaga yang diekspor ke Jepang, Korea Selatan, India, China, Filipina, Spanyol, Chili, Kanada, Finlandia, Jerman, Australia, Inggris, Belanda, Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan dan Indonesia.
Tambang nikel di Papua juga memiliki dampak positif dan negatif bagi lingkungan dan masyarakat.
Dampak positifnya antara lain meningkatkan perekonomian daerah melalui peningkatan PAD, membuka lapangan pekerjaan.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR