Nikel dan Mineral Lainnya, Sumber Daya Strategis Indonesia untuk Dekarbonisasi Dunia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Nikel Indonesia juga diinginkan China.
Nikel Indonesia juga diinginkan China.

Intisari-online.com - Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki cadangan nikel dan mineral lainnya yang sangat melimpah.

Menurut data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 23 persen dari total cadangan dunia.

Selain itu, Indonesia juga memiliki cadangan mineral lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung transisi energi rendah karbon di dunia, seperti tembaga, kobalt, litium, grafit, dan lain-lain.

Nikel dan mineral lainnya merupakan sumber daya strategis bagi Indonesia karena memiliki peran penting dalam industri hijau global.

Nikel adalah salah satu bahan utama untuk pembuatan baterai kendaraan listrik, yang merupakan salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi.

Selain itu, mineral lainnya seperti tembaga, kobalt, litium, dan grafit juga dibutuhkan untuk pembuatan baterai, panel surya, turbin angin, dan teknologi energi terbarukan lainnya.

Dengan memiliki cadangan nikel dan mineral lainnya yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri hijau global.

Indonesia bisa memanfaatkan sumber daya alamnya untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu langkah yang telah dilakukan pemerintah Indonesia adalah menerapkan kebijakan larangan ekspor bijih nikel mentah sejak Januari 2020 dan mendorong pembangunan smelter atau pabrik pengolahan mineral di dalam negeri.

Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah mineral, mengurangi ketergantungan impor, dan mengembangkan industri hilir.

Namun, pemanfaatan nikel dan mineral lainnya sebagai sumber daya strategis bagi Indonesia juga harus diimbangi dengan pengelolaan yang bijak dan berkelanjutan.

Baca Juga: Batu Bara dan Nikel, Benarkah Dua Komoditas Andalan Indonesia yang Terancam Habis?

Indonesia harus memperhatikan dampak lingkungan dan sosial dari penambangan dan pengolahan mineral, serta memastikan bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan standar nasional dan internasional.

Beberapa isu yang harus dihadapi Indonesia antara lain adalah pencemaran air, tanah, dan udara akibat limbah penambangan dan smelter, konflik lahan dengan masyarakat lokal, serta persaingan pasar global yang ketat.

Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan berbagai upaya untuk menjaga dan memanfaatkan sumber daya nikel dan mineral lainnya dengan bijak.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain adalah:

- Meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia di bidang penambangan dan pengolahan mineral, baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan informal.

- Menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam penambangan dan pengolahan mineral, seperti menggunakan energi terbarukan, mengurangi limbah, dan melakukan reklamasi lahan.

- Melakukan kajian lingkungan hidup (KLH) sebelum melakukan penambangan dan pengolahan mineral, serta melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala.

- Melibatkan masyarakat lokal dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan penambangan dan pengolahan mineral, serta memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi mereka.

- Membangun kerjasama dengan negara-negara lain yang memiliki kepentingan dalam industri hijau global, baik sebagai produsen maupun konsumen nikel dan mineral lainnya.

Nikel dan mineral lainnya adalah sumber daya strategis Indonesia untuk dekarbonisasi dunia.

Dengan memanfaatkan sumber daya tersebut dengan bijak dan berkelanjutan, Indonesia bisa memberikan kontribusi positif bagi lingkungan global, sekaligus meningkatkan kesejahteraan nasional.

Artikel Terkait