Pada masa itu, satu lembar uang Kampua senilai dengan satu butir telur.
Menurut cerita rakyat Buton, Kampua pertama kali diperkenalkan oleh Bulawambona, Ratu Kerajaan Buton yang kedua, dan memerintah sekitar abad ke-14 sebelum KerajaanButon menjadi Kesultanan.
Setelah ratu meninggal, diadakan suatu ‘pasar’ sebagai tanda peringatan atas jasa-jasanya bagi Kerajaan Buton, dengan orang yang berjualan mengelilingi makam Ratu Bulawambona.
7. Uang Kasha Banten
Mata uang dari Kesultanan Banten ini pertama kali dibuat sekitar tahun 1550-1596 Masehi.
Bentuk koinnya mengambil pola dari koin cash China yaitu dengan lubang di tengah, dengan ciri khas persegi enam pada lubang di tengahnya (heksagonal).
Inskripsi bagian muka pada mulanya dalam bahasa Jawa adalah ‘Pangeran Ratu’.
Setelah agama Islam mengakar di Banten, inskripsinya diganti dalam Bahasa Arab, ‘Pangeran Ratu Ing Banten’.
Masih ada jenis mata uang lan yang dicetak oleh Sultan-sultan Banten, baik dari tembaga maupun dari timah, seperti yang ditemukan beberapa tahun lalu.
8. Uang Jinggara
Kerajaan Gowa dan Buton, berada di daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Kerajaan Gowa pernah mengedarkan mata uang yang disebut ‘Jinggara’, dikeluarkan atas nama Sultan Hasanuddin, yang memerintah pada tahun 1653-1669.
Selain itu juga beredar uang dari bahan campuran timah dan tembaga yang disebut ‘kupa’.
9. Uang Picis
Sultan yang memerintah Kerajaan Cirebon pernah mengedarkan mata uang yang pembuatannya dipercayakan kepada seorang China.
Uang timah yang amat tipis dan mudah pecah ini berlubang segi empat atau bundar di tengahnya, disebut Picis.
Dibuat sekitar abad ke-17, di sekeliling lubang uang koin Picis terdapat tulisan China atau tulisan berhuruf Latin yang berbunyi ‘Cheribon’.
10. Uang Real Batu
Mata uang yang dikeluarkan oleh Kerajaan Sumenep di Madura berasal dari uang-uang asing yang kemudian diberi cap bertulisan Arab ‘Sumanap’ sebagai tanda pengesahan.
Uang Sumenep berasal dari mata uang Spanyol yang disebut ‘Real Batu’ karena bentuknya tidak beraturan. (*/dari pelbagai sumber)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR