Ini Tujuh Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, Bukti Sejarah!

K. Tatik Wardayati

Editor

Prasasti Kebon Kopi, salah satu prasasti peninggalan Kerajaan  Tarumanegara.
Prasasti Kebon Kopi, salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

Intisari-Online.com – Kerajaan Tarumanegara memberikan bukti keberadaannya dengan prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

Sebagai Kerajaan Hindu tertua di Indonesia kedua setelah Kutai, negara ini terletak di tepi Sungai Citarum, Jawa Barat.

Pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah Maharesi Jayasingawarman dari India.

Pada abad ke-4, tepatnya pada tahun 359 M, kerajaan Tarumanegara didirikan dan mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Purnawarman (359-434 M).

Pada masa periode kekuasaan Purnawarman ini rakyat di Kerajaan Tarumanegara tersebut hidup tenteram dan negara ini berhasil menguasai 48 kerajaan daerah.

Bisa dikatakan, bahwa wilayah kekuasaan Tarumanegara meliputi hampir seluruh Jawa Barat.

Dan dari peninggalannya itulah kita bisa mendapatkan informasi mengenai Kerajaan Tarumanegara, salah satunya adalah prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara tersebut dituliskan dengan menggunakan huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta.

Dikutip dari buku Ensiklopedia Kerajaan-kerajaan Nusantara, karya Srinansy dan Harry Rachadian (2010), terdapat tujuh prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

Dari ketujuh prasasti tersebut, lima di antaranya ditemukan di Bogor, satu di Jakarta, dan satu lagi di Lebak, Banten.

Inilah tujuh prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara:

1. Prasasti Ciaruteun atau Prasasti Ciampea

Prasasti ini ditemukan di Sungai Ciaruteun, di situ ditemukan lukisan laba-laba serta telapak kaki Raja Purnawarman, yang diibaratkan kaki Dewa Wisnu.

Seperti ini isi Prasasti Ciaruteun:

“Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termasyur Purnawarman penguasa Tarumanegara.”

2. Prasasti Jambu atau Prasasti Koleangkak

Prasasti ini ditemukan di puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang.

Pada prasasti ini juga ditemukan sepasang telapak kaki dan diberi keterangan dengan bentuk puisi dua baris, seperti berikut ini:

“Yang termasyur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya.”

3. Prasasti Kebon Kopi

Prasasti ini dibuat sekitar 400 M, ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig di Ciampea, Bogor.

Juga, terdapat gambar bekas tapak kaki gajah sang raja, pada prasasti ini, dengan tulisan:

“Kedua jejak telapak kaki adalah jejak kaki gajah yang cemerlang seperti Airwata kepunyaan penguasa Tarumanegara yang jaya dan berkuasa.”

4. Prasasti Tugu

Prasasti ini ditemukan di daerah Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, dipahatkan pada sebuah batu bulan panjang dan isinya paling panjang di antara peninggalan yang lain.

Pada prasasti Tugu dinyatakan letak ibu kota Kerajaan Tarumanegara dan menerangkan penggalian Sungai Cabdrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian saluran (sungai) bernama Gomati yang panjangnya 11-12 km oleh Purnawarman.

Penggalian sungai tersebut dimaksudkan untuk menghindari bencana alami banjir dan kekeringan yang terjadi di musim kemarau.

5. Prasasti Cidanghiang atau Prasasti Lebak

Ditemukan di Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, Pandeglang, Banten, isi Prasasti ini berupa pujian terhadap Purnawarman sebagai panji seluruh raja, keberanian, keagunan, dan keperwiraan sesungguhnya dari seluruh raja dunia.

6. Prasasti Muara Cianten

Pertama kali ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada 1864 di tepi Sungai Cisadane, prasasti ini bertuliskan:

“Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pengambat dalam tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4), pemerintahan begara dikembalikan kepada raja Sunda.”

7. Prasasti Pasir Awi

Dipahat pada batu alam, prasasti ini juga ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada 1864, dengan lokasi di kawasan hutan perbukitan Cipamingkis, Kabupaten Bogor.

Pada prasasti tersebut berpahatkan gambar dahan dengan ranting dan dedaunan serta buah-buahan (bukan aksara) dan gambar sepasang telapak kaki.

Baca Juga: Inilah Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, Sumber Kerajaan Hindu Tertua

Baca Juga: Tak Cuma Yupa, Benda-benda Ini Termasuk Peninggalan Kerajaan Kutai

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait