Intisari-Online.com - Selain soal tahta dan peperangan, sejarah kerajaan di Nusantara juga melahirkan kisah-kisah cinta.
Salah satunya adalah kisah raja terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya V.
Pantai Ngobaran di Yogyakarta konon menjadi saksi kisah cinta Prabu Brawijaya V dan kedua istrinya.
Dua istri Prabu Brawijaya V itu adalah Bondan Surati (istri pertama) dan Dewi Lowati (istri kedua).
Prabu Brawijaya V dikisahkan merupakan keturunan terakhir Raja Majapahit (1464-1478 masehi) yang melarikan diri dari istana bersama kedua istrinya.
Konon kepergian Sang Prabu adalah untuk menghindari konflik dengan putranya sendiri yang merupakan raja pertama Demak, Raden Patah.
Prabu Brawijaya V dan dua istrinya pun mengembara di daerah pedalaman dan pesisir.
Tetapi, setibanya di pantai yang saat ini bernama Ngobaran itu, mereka menemui jalan buntu.
Perjalanan mereka malah berujung di hadapan laut selatan yang ombaknya ganas.
Melihat hamparan laut dengan ombak seperti itu, membuat mereka tidak tahu lagi harus ke mana.
Prabu Prawijaya V akhirnya memutuskan untuk melakukan bakar diri di tempat itu.
Sebelum melakukan bakar diri inilah, ia mengajukan sebuah pertanyaan kepada istri-istrinya.
"Wahai para istriku. Siapa di antara kalian yang paling besar cintanya padaku,” tanya Sang Prabu.
Dewi Lowati pun menjawab jika cintanya kepada Sang Prabu adalah sebesar gunung.
Siapa sangka, istri Prabu Brawijaya V lainnya, Bondan Surati, memberikan jawaban yang berbeda.
“Cinta saya kepada Tuan Prabu Brawijaya V sama seperti kuku hitam," katanya.
"Setiap selesai dipotong pasti akan tumbuh kembali."
Jawaban itu bermakna bahwa jika cinta itu hilang, maka akan tumbuh lagi.
Mendengar jawaban kedua istrinya, Sang Prabu kemudian menarik tangan Dewi Lowati masuk ke dalam kobaran api itu.
Keduanya pun meninggal dalam kobaran api.
Prabu Brawijaya V memilih Dewi Lowati karena menganggap cinta istri keduanya itu lebih kecil dibandingkan istri pertamanya.
Itulah salah satu kisah cinta dari raja-raja kerajaan di Nusantara.
Meski begitu, kebenaran kisah legenda ini masih diragukan karena diyakini Prabu Brawijaya V mokswa (meninggal dengan jasad yang turut menghilang) di Gunung Lawu.
Tetapi, kisah bakar diri oleh Prabu Brawijaya V menjadi asal penamaan Ngobaran, dari kata kobaran.
Pantai Ngobaran saat ini menjadi salah satu obyek wisata instagramable di Yogyakarta.
Adanya pura dan arca membuat pantai ini memiliki nuansa Pulau Bali yang begitu kental.
Pura dan arca tersebut juga menjadi latar belakang foto favorit para pengunjung.
Bukan hanya wisatawan biasa, Pantai Ngobaran pun merupakan spot favorit para fotografer untuk hunting foto.
(*)