Intisari - Online.com -Dunia sudah mencapai usia uzurnya karena banyak ditemui perkembangan senjata mematikan dilakukan oleh negara-negara maju.
Banyak negara-negara ini yang bahkan berlomba-lomba menciptakan senjata ampuh yang justru memusnahkan umat manusia.
Seperti halnya senjata baru di Eropa ini.
Minggu ini, Komando Artileri ke-56 Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) yang memiliki pangkalan di Distrik Barat Mainz-Kastel, Jerman, mengadakan upacara diam-diam mengesahkan senjata baru mereka.
Baca Juga: Siap Hancurkan Pakistan dan China Jika Berani Macam-macam, India Mulai Pasok Rudal S-400 Rusia
Aksi ini benar-benar diabaikan seluruh dunia, tapi tentu saja membuat kepanikan di Kremlin di Moskow.
Masih belum diketahui apakah dalam upacara tersebut melibatkan pengaktifan ulang unit nuklir di Jerman sejak Perang Dingin.
Kini Jerman dipersenjatai dengan "Dark Eagle", senjata hipersonik jangka panjang (LHRW) yang mampu bergerak dalam 4000 meter per jam.
Pesannya sangat jelas, Dark Eagle bisa menghancurkan Rusia hanya dalam 21 menit dan 30 detik seperti dikutip dari Asia Times.
Keputusan mengaktifkan ulang senjata nuklir mereka dibuat di tengah kekhawatiran di Pentagon bahwa Rusia telah melebihi NATO dan AS menciptakan roket artileri jangka panjang.
Komando dibentuk pertama kali pada 1942 dan berperang di Eropa selama Perang Dunia II tapi kemudian dinonaktifkan tahun 1991 dengan runtuhnya Uni Soviet.
Jenderal komando dari unit artileri, Jenderal Stephen Maranian mengatakan perkembangan akan "menyediakan Angkatan Darat AS di Eropa dan Afrika dengan kemampuan signifikan dalam operasi multi-domain."
Diyakini jika AS tertinggal dalam membuat senjata hipersonik sampai bulan lalu ketika diumumkan jika AS telah menyelesaikan pengiriman Dark Eagle mereka.
"Dari kertas kosong Maret 2019, kami dengan mitra industri dan yang bekerjasama dengan kami, mengirimkan senjata ini dalam 2 tahun saja. Kini, tentara bisa mulai latihan mereka," ujar Lt. Jenderal L. Neil Thurgood dalam pernyataannya.
"Hal itu akan menjadi baterai untuk 4 peluncur, dua rudal tiap pengisian 8 amunisi yang biasa," ujar Bob Strider, Wakil Direktur Kantor Proyek Hipersonik Angkatan Darat.
"Ini akan menjadi Pusat Operasi Baterai, yaitu sistem C2 kami yang didasarkan pada AFATDS, Sistem Data Artileri Lapang Taktis… dengan senjata pendukung.
"Ini akan menjadi sistem pergerakan di jalan, yang menjadi masalah kritis yaitu kemampuan bergerak sekitar area perang," ujarnya.
Dalam pernyataannya mengenai pengiriman purwarupa LRHW, Angkatan Darat mengatakan senjata itu sekalinya dipasang, akan "menyediakan kombinasi unik kecepatan, kemampuan bermanuver, dan ketinggian untuk mengalahkan target tingkat tinggi, terlindungi dengan baik dan bisa tepat waktu."
Sejauh mana kecepatannya dikhawatirkan, Pentagon sebelumnya mengatakan jika Common Hypersonic Glide Body (C-HGB), akan mampu mencapai kecepatan maksimal Mach 17.
Mach adalah satuan kecepatan yang didasarkan pada perbandingan kecepatan aliran melewati pembatas dibandingkan dengan kecepatan suara lokal.
Mach 1 setara dengan 1234,8 kilometer per jam, artinya Mach 17 senilai dengan 20.991,6 km per jam.
Rudal hipersonik Dark Eagle juga dikatakan bisa menyerang target dalam jarak setidaknya 1.725 mil (2776,118 km).
Bulan lalu, China membuat dunia terguncang karena memimpin perlombaan senjata hipersonik setelah membeberkan Beijing menerbangkan rudal nuklir di seluruh dunia.
Intelijen dan pejabat militer AS dilaporkan terkesan setelah China meluncurkan sebuah roket di luar angkasa membawa senjata hipersonik yang mengelilingi bumi sebelum mempercepat menuju targetnya.
Senjata generasi selanjutnya ini bisa mempercepat kecepatan sampai 21 ribu meter per jam, dan kemungkinan bisa lebih cepat lagi, serta sudah dilihat di garis terdepan sebagai senjata perang.
Rudal hipersonik adalah pengubah pertandingan karena tidak seperti rudal balistik yang terbang ke luar angkasa sebelum kembali pada lintasan yang curam, rudal hipersonik bisa membidik target di ketinggian lebih rendah.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini