Sehingga jumlah cadangan minyak dan gas di Indonesia akan terus meningkat.
Latahnya Jokowi ubah proyek Masela
Salah satu penyebab lesunya industri migas di Indonesia adalah aturan pemerintahan Jokowi membangun fasilitas proses pengolahan onshore (tepi pantai) di ladang gas Masela.
Ladang gas Masela adalah sumber daya gas terbesar di Asia Tenggara, dengan simpanan sebesar 18,5 triliun kaki kubik gas dan 225 juta barel kondensat.
Awalnya Masela diincar oleh Royal Dutch Shell, tapi akhirnya di tahun 2019 lalu Shell mengumumkan untuk menarik diri dari proyek gas alam Masela.
Sampai sekarang tidak ada yang berminat untuk menggarap ladang gas Masela.
Sebelumnya ada dua gurita migas yang berminat dengan ladang gas Masela: Petroleum & Chemical Corporation dari China (Sinopec) serta raksasa Jepang Inpex Corporation.
Sinopec akhirnya mundur dan Inpex Corporation kebingungan mengolah sumber daya gas itu.
Tantangan Masela adalah pada lokasinya dan permintaan pemerintah Jokowi.
Simpanan sebanyak itu ada di Laut Arafura yang terpencil, sehingga gas harus dihargai sebesar USD 6 per Million British Thermal Units (MBTU) atau lebih agar layak secara ekonomi.
KOMENTAR